40 Juta Warga Sulit Akses Air Bersih, Menteri Jonan Kebut Layanan Sumur Bor

oleh -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali meresmikan sumur bor untuk dua daerah sulit air di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Pentingnya akses air bersih bagi kehidupan menjadi komitmen utama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam mewujudkan Energi Berkeadilan.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mencatat masih terdapat 17 persen masyarakat Indonesia atau sekitar 40 juta orang yang kesulitan mendapat air bersih.

“Sebanyak 17 persen itu banyak. Sama dengan delapan kali (jumlah warga) negara Singapura,” ungkap Jonan dalam orasi ilmiahnya di Universitas Padjajaran Bandung (11/9).

Untuk mengatasi masalah tersebut, Jonan memperkirakan membutuhkan waktu ideal sekitar 16 tahun. Namun, Pemerintah berjanji akan mempercepat waktu penyelesaian layanan air bersih dalam kurun waktu lima tahun saja.

“Kalau 40 juta butuh waktu panjang 16 tahun. Makanya saya sedang mencari cara bagaimana ini bisa dikerjakan kalau bisa lima tahun,” tegasnya seperti dikutip esdm.go.id.

Tahun 2019 ini, urai Jonan, sudah ada sekitar 650 sumur bor air bersih yang digunakan untuk melayani sebanyak 2,5 juta warga. Tahun depan, Pemerintah menargetkan 1.000 sumur bor dimana satu sumur bor bisa melayani 3.000 hingga 4.000 jiwa.

Tugas layanan air bersih ini akan dijalankan oleh Badan Geologi yang merupakan salah satu unit kerja di bawah Kementerian ESDM.

“Badan Geologi salah satu tugasnya adalah mengebor sumur air tanah. Kadang-kadang dalamnya bisa 150 meter sampai 200 meter untuk melayani air bersih bagi masyarakat,” jelas Jonan.

Jonan menekankan pentingnya air bersih bagi masyarakat demi kelangsungan kehidupan. “Kalau tidak ada penerangan, tidak ada lampu, tidak ada listrik, itu masih bisa pakai pelita. Tapi kalau tidak ada air akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Ia berharap implementasi ilmu kegeologian yang dimiliki oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian ESDM dapat bermanfaat untuk masyarakat. “Ini yang penting bagaimana ilmu kegeologian dapat berguna bagi orang lain,” tandas Jonan di hadapan civitas akademika Universitas Padjajaran Bandung tersebut. (Ryman)