5 WK Migas Laku, ESDM: Skema “Gross Split” Lebih Menarik Investor

oleh -
Lima Wilayah Kerja Migas yang diminati investor. (Foto: Ilustrasi)

JAKARTA – Sejak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggunakan mekanisme “gross split” minat investor dalam pengelolaan wilayah migas kian meningkat. Hingga kini, setidaknya ada lima wilayah kerja (WK) minyak dan gas (migas) yang diminati investor.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar mengatakan, dari lelang 15 wilayah kerja igas, sejumlah 5 blok diminati investor.

Adapun dari 15 WK Migas yang dilelang, sebanyak 10 blok di antaranya merupakan WK Migas konvensional dan 5 blok sisanya merupakan WK Migas non konvensional.

Mekanisme lelangnya berupa 7 WK Migas dengan penawaran langsung, dan 3 WK Migas dengan penawaran reguler.

Menurut Arcandra, pada penutupan lelang WK Migas tahap 1 2017, Jumat (29/12/2017), terlihat ada 13 perusahaan yang berminat mengambil dokumen lelang. Namun pada akhirnya hanya 6 perusahaan yang mengajukan penawaran untuk 5 WK Migas konvensional.

“Untuk 10 blok WK Migas konvensional, yang mengajukan penawaran pada hari ini untuk penawaran langsung, sebanyak 5 blok akan diambil investor,” ujar Arcandra di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (29/12/2017) lalu.

Dia menjelaskan, perusahaan yang telah mengajukan dokumen partisipasi adalah Mubadala Petroleum (SE Asia) Ltd. untuk Blok Andaman I; PT Tansri Madjid Energy untuk Blok Merak-Lampung; serta PT Saka Energi Indonesia untuk Pekawai dan West Yamdena.

Selain itu ada tiga perusahaan yang mengajukan penawaran untuk Blok Andaman II, yakni Repsol Exploracion SA, EMP Tbk, dan Konsorsium Premier Oil Far East Ltd, Mubadala Petroleum (SE Asia) dan Kris Energy.

Seperti dikutip kompas.com, dari 7 WK Migas konvensional dengan penawaran langsung, Archandra mengatakan, ada 2 blok migas yang tidak mendapat peminat, yaitu South Tuna dan Kasuri III. Sedangkan 3 WK Migas konvensional dengan lelang reguler sama sekali tidak laku, yakni Tongkol, East Tanimbar dan Memberamo.

Arcandra menambahkan, dari 5 WK Migas non konvensional yang dilelang, hanya dua blok saja yang dilirik, yakni MNK Jambi 1 dan MNK Jambi II.

Perusahaan yang melirik kedua blok tersebut adalah PT Pertamina Hulu Energy. Namun menurut Arcandra mereka hanya melihat dokumen saja, tidak mengajukan penawaran.

Sedangkan tiga WK Migas non konvensional sisanya, yakni GMB West Air Komering, GMB Raja, serta GMB Bungamas, sama sekali tidak dilirik investor.

Selanjutnya, setelah perusahaan-perusahaan memasukkan dokumen partisipasi, akan ada tahap evaluasi dan penilaian pada minggu ketiga Januari 2018.

Berikutnya adalah pengumuman pemenang lelang WK Migas Tahun 2017 yang diselenggarakan pada minggu keempat Februari 2018; lalu penandatanganan kontrak kerja sama (KKS) pada minggu keempat Maret 2018.

Arcandra mengatakan, WK Migas yang ditawarkan dengan skema gross split ternyata lebih menarik minat investor, jika dibandingkan dengan penawaran dengan skema cost recovery pada 2015 dan 2016.

“Kalau dikatakan blok migas dengan skema ‘gross split‘ kurang diminati investor, buktinya ini ada 5 blok diambil investor yang sebagian besar adalah kontraktor internasional,” pungkasnya.