Stabilitas Sistem Keuangan Triwulan IV 2017 Terkendali

oleh -

JAKARTA-Stabilitas sistem keuangan pada Triwulan IV Tahun 2017 dalam kondisi normal. Kondisi tersebut ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah sesuai target, neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar Rupiah yang terjaga, cadangan devisa yang menguat, kebijakan fiskal dengan tingkat defisit anggaran dan defisit primary balance yang lebih rendah dari target APBN-P 2017, kinerja perbankan dan pasar modal yang baik, tren performa SBN yang positif, kecukupan dana penjaminan simpanan, serta persepsi investor yang positif terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan.

Demikian kesimpulan Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang pertama di tahun 2018. Rapat dalam rangka koordinasi pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan tersebut telah terlaksana di Jakarta, Senin (22/1).

Hadir dalam rapat adalah anggota KSSK yaitu Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK dan Ketua Dewan Komisioner LPS.

KSSK optimis kondisi stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terkendali dalam rangka mendukung momentum pertumbuhan perekonomian nasional dengan ditopang resiliensi perekonomian yang kian membaik.

“KSSK akan mengoptimalkan bauran kebijakan dari sisi fiskal, moneter, makro dan mikroprudensial, serta pasar keuangan dalam menjaga momentum perekonomian dari tantangan yang dapat mengganggu kesinambungan dan stabilitas sistem keuangan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman di Jakarta, Rabu (23/1).

Ke depan jelasnya, KSSK mencermati sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan baik dari sisi eksternal maupun domestik.

Dari sisi eksternal, KSSK mencermati rencana lanjutan kenaikan Fed Funds Rate dan normalisasi neraca bank sentral AS, normalisasi moneter negara maju, moderasi pertumbuhan (rebalancing) ekonomi Tiongkok dan dinamika konflik geopolitik.

Sedangkan dari sisi domestik, KSSK mencermati tantangan seperti dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap inflasi atau subsidi, aliran dana non-residen pada pasar keuangan, tingkat permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih, persepsi pasar terhadap kondisi politik menjelang Pilkada serentak tahun 2018 dan Pilpres 2019, serta perkembangan mata uang virtual (cryptocurrency) termasuk bitcoin.

“Memandang prospek dan tantangan bagi stabilitas makroekonomi dan keuangan tersebut, KSSK akan senantiasa mendorong sinergi kebijakan dan reformasi struktural yang diperlukan untuk memelihara dan mengantisipasi stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional,” ulasnya.

Komitmen tersebut tercermin dalam Rencana Kerja KSSK tahun 2018 meliputi pengkajian implementasi peraturan pelaksanaan UU PPKSK, pelaksanaan simulasi penanganan krisis sistem keuangan, operasionalisasi Sekretariat KSSK dan peningkatan kapasitas pegawai yang antara lain melalui program pertukaran pegawai antarlembaga anggota KSSK.

KSSK akan kembali menyelenggarakan Rapat Berkala pada bulan April 2018.