Driver Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Pembangunan PLTN Tinggal Selangkah Lagi

oleh -
Dari kiri ke kanan, Ketua Pokja Penyiapan Pembangunan PLTN dan Komersialisasinya Agus Puji, Tumiran dari Universitas Gajah Mada (UGM), Ketua Pokja ESDM KEIN Zulnahar Usman dan Suroso Isnandar dari PLN (paling kiri), menyerahkan plakat kepada perwakilan KAERI di Korea Selatan, di Korea Selatan. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketersediaan energi, terutama energi listrik, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Banyak studi akademis membuktikan hal ini.

Studi tahun 2017 berdasarkan data panel di 210 negara pada periode 1960-2014 misalnya, mengkonfirmasi hubungan bidirectional antara konsumsi listrik dengan GDP, harga minyak dan GDP, formasi fixed capital dan jumlah populasi di suatu negara. Sebelumnya, peneliti Inggris Ayres dan Warr di tahun 2009 menyimpulkan bahwa peningkatan efisiensi energi kemungkinan menjadi driver pertumbuhan ekonomi utama, sejak zaman revolusi industri. Ditambah dengan fakta yang diperoleh bahwa proses kemajuan teknologi disebabkan oleh meningkatnya efisiensi konversi energi menjadi listrik.

Pada 17 September 2019, kelompok kerja ESDM Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) bersama dengan PLN, berkunjung ke Korea Selatan atas undangan Kore Electric and Power Company (KEPCO PLN-nya Korea Selatan), dalam rangka menjalin kerjasama Indonesia dengan Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI). Dalam kunjungan tersebut, delegasi Indonesia diterima Suk-Cheol Kim, President KEPCO Research Institute, dan beberapa personel inti divisi KEPCO lainnya.

KAERI sangat siap dalam membantu Indonesia dalam pembangunan small modular reactor (SMR) yang diketahui secara ilmiah cocok dengan keadaan kondisi lingkungan tanah air. Selain itu, KAERI terbukti yang pertama di dunia sudah secara on time dan on budget membangun SMR di Uni Emirat Arab dan Yordania. Saat ini, masih ada yang sedang berjalan di Arab Saudi.

Zulnahar Usman, Anggota KEIN sekaligus Ketua Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KEIN dalam kunjungan ke KEPCO tersebut mengungakapkan bahwa berdasarkan data dan fakta ketersediaan energi listrik yang cukup menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ketidakstabilan supply energi listrik yang cukup dapat berdampak buruk untuk pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan driver pertumbuhan ekonomi dan industri. Berkaca ke Korea Selatan, yang tidak ada campur tangan dan intervensi terhadap perusahaan listriknya dari kepentingan pribadi dan golongan yang memanfaatkan perusahaan energi-nya untuk mendulang materi, menjadi negara yang maju dengan penyediaan energi-nya yang mumpuni. Pokja KEIN ESDM bertujuan untuk mendorong agar PLTN segera dibangun, demi memenuhi jaminan pasokan listrik yang kuat,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (18/9).

Presentasi dan diskusi di KEPCO Research Institute (KEPRI), Nampak kedua belah pihak berkeinginan kuat membangun kerjasama Ekonomi dan Industri di Indonesia. (Foto: Ist

Zulnahar menambahkan, listrik dengan harga yang murah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah karena mahalnya harga energi listrik yang stabil saat ini di tanah air yang menyebabkan keenganan investor manufaktur masuk ke Indonesia.

Dalam kunjungan ini ikut juga Ketua Pokja Penyiapan Pembangunan PLTN dan Komersialisasinya Agus Puji, Tumiran dari Universitas Gajah Mada (UGM), Suroso Isnandar dari PLN, serta 3 pakar lain dari Indonesia.

Terkait rencana pembangunan PLTN di Kalimantan Barat, KEPCO mengungkapkan bahwa siap mendukung pembangunan PLTN di Kalimantan Barat secara holistik, dimana akan ada 4 perusahaan terbesar, dengan spesialisasi di energi, EPC dan industri di Korea Selatan, akan turut serta di proyek tersebut. Dengan demikian, industri hilirasi mineral terintegrasi di wilayah Kalimantan dan khususnya Kalimantan Barat yang berencana membangun industri hilirisasi alumina dapat terwujud.

Zulnahar mengatakan, pembangunan PLTN sangat mendukung program pemerintah mengenai hilirisasi mineral seperti tembaga, bauksit dan nikel, yang memelukan energi listrik besar dan stabil. “Pembangunan kawasan industri terintegrasi hilirisasi mineral, beserta industri turunanya di Indonesia, bisa membuat negara kita ke arah negara maju,” pungkasnya. (Ryman)