Dukung Kegiatan Budaya, PJU-TS di Sumba Tengah Dipasang di Kawasan Adat

oleh -
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya di Sumba Tengah Dipasang di kawasan adat karena di kawasan inilah banyak sekali kegiatan. (Foto: esdm.go.id)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Aktivitas masyarakat adat di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini menjadi lebih semarak setelah mendapat bantuan berupa 200 Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) di sebagian lokasi kawasan adat. Pembangunan ini merupakan berkah tersendiri bagi masyarakat NTT karena memberikan banyak manfaat dan merasa mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah Pusat.

“Ini lampu untuk jalan umum tetapi efektifnya di Sumba Tengah sebagiannya kami gunakan juga untuk pemasangan di kampung-kampung adat, rumah-rumah budaya. Satu kampung ada yang sampai 10, ada yang 20, bahkan ada yang sampai 30 rumah,” ungkap Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu, mewakili masyarakat setempat saat penyerahan secara simbolis di Desa Dasaelu, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah pada Kamis (10/10).

Pemilihan pemasangan PJU-TS di kawasan budaya, sambung Paulus, dipilih demi menyokong kegiatan budaya yang biasanya membutuhkan waktu lebih dari satu hari.

“Kenapa kami tidak pasang di jalan semua karena hampir setiap saat ada kegiatan antara lain urusan budaya, belis, urus adat perempuan kawin. Itu membutuhkan waktu 2-3 hari, dan kalau tidak ada lampu maka pelaksanaan adat akan terganggu. Juga teristimewa masalah kematian, orang sumba itu tidak cukup 1 hari bisa 2 atau 3 minggu bahkan bulan dan kalau kita melayat kita menjaga mayatnya dalam kegelapan juga sangat tidak manusiawi,” jelasnya seperti dikutip siaran pers Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama di Jakarta, Jumat.

Paulus pun tak lupa mengutarakan perasaan masyarakat adat NTT atas bantuan yang diberikan kepada mereka. “Bagi kami Sumba Tengah 200 lampu itu sama dengan 2000 lampu karena pemasangan lampu 200 itu sungguh sangat membahagiakan masyarakat Sumba Tengah. Penerangan sangat terbantu dalam pelaksanaan baik urusan adat maupun hal-hal yang lainnya. Dan mereka sangat berbahagia kita memasang lampu-lampu itu di kampung adat,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut Direktur Perencanaan dan Pembangunan EBTKE Kementerian ESDM, LN Puspa Dewi mengatakan pembangunan PJU-TS ini adalah bagian dari pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian ESDM yang harus dirasakan langsung oleh masyarakat sehingga mendorong aktivitas perekonomian masyarakat.

“Semoga dengan adanya pemasangan PJU ini dapat memberikan manfaat dan membantu bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, agar pengembangan perekonomian dapat berjalan lebih cepat,” kata Dewi.

Menurut Dewi, PJU-TS yang telah dibangun nantinya akan dikelola dan dipelihara oleh pemerintah Kabupaten. Untuk itu, ia mengharapkan infrastruktur yang telah dan akan dibangun, dapat dikelola dan dipelihara oleh Pemda dan masyarakat, agar manfaatnya dapat bisa dirasakan oleh masyarakat dalam jangka waktu yang lama.

Untuk diketahui, Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah membangun sebanyak 30.000 titik penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) untuk sepanjang 1.500 KM jalan umum di 200 Kabupaten dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Pada tahun 2019, program PJU-TS dilaksanakan di 31 Provinsi dengan jumlah PJU-TS sebanyak 22.550 Titik. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2019 telah dan akan dibangun PJU-TS sebanyak 1.160 titik, yang tersebar di 8 Kabupaten. (Ryman)