Ekonom UNS: Perlu Sinergi Antisipasi Krisis Keuangan Global

oleh -
Koordinator PDIE FEB UNS, Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek.

SOLO-Dampak krisis keuangan global sedikit banyak mempengaruhi perekonomian Indonesia yang ditandai dengan depresiasi kurs rupiah, permintaan ekspor yang menurun dan lesunya industri pengolahan yang berbasis ekspor.

Dalam tingkatan yang lebih ringan, pada tahun 2015 terjadi pelemahan ekonomi dunia (slow down) yang berakibat permintaan produks ekspor di pasar dunai juga menurun.

“Krisis keuangan global sewaktu-waktu bisa terjadi. Untuk itu diperlukan antisipasi, strategi dan sinergi kebijakan untuk mengatasinya,” ujar Koordinator Pengelola Program Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (PDIE FEB UNS), Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek.

Sinergi kebijakan tersebut jelasnya melibatkan Pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Hal ini sudah diamanatkan Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan.

Menrutnya, krisis keuangan yang signifikan pernah terjadi yakni krisis keuangan Asia Timur 1997 dan krisis keuangan Global 2008. Krisis pada tahun 1997 disebabkan oleh kurangnya transparansi dan kredibilitas pemerintah yang menyebabkan distorsi struktural dan kebijakan.

Gejolak ekonomi tahun 2008 terutama dipicu oleh inovasi yang cepat dalam produk keuangan seperti praktek sekuritisasi. Kondisi tersebut diperburuk oleh spekulasi properti dan peringkat kredit yang tidak akurat.

“Perkembangan krisis keuangan tersebut menyebar ke seluruh dunia dalam waktu singkat,” ulasnya.

Krisis keuangan terjadi karena efek menular di tengah sistem keuangan yang terintegrasi secara global dan persebaran informasi yang cepat. “Indonesia terkena dampak negatif dari krisis keuangan global tersebut,”imbuhnya.

Berkaitan dengan ancaman krisis keuangan global dan dalam rangka Dies Natalis ke-8, PDIE FEB UNS akan menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Sinergi Kebijakan Untuk Mengatasi Krisis Keuangan Global”. Seminar nasional akan diselenggarakan di Hotel Syariah Lor In Solo Sabtu (26/8).

Narasumber seminar adalah Dr. Darsono, MA (Mantan Direktur BI), Dr. Agustinus Suryantoro, MS (Dosen PDIE FEB UNS), dan Dr. Y. Sri Susilo, M.Si (Alumnus PDIE FEB UNS dan Dosen Fakultas Ekonomi UAJY). Moderator seminar Dr. Dian Indri Purnamasari, SE, M.Si, Ak., CA (Alumna PDIE FEB UNS dan Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta).

Dr. R. Agus Trihatmoko, MBA, MM selaku ketua panitia menyatakan bahwa seminar nasional diperkirakan dihadiri oleh 150 peserta, yang merupakan alumni, mahasiswa, dan dosen PDIE FEB UNS serta perwakilan akademisi dari PTN/PTS, pengusaha, birokrasi, dan media massa.

Setelah seminar dilanjutkan dengan Munas ke-2 dan Temu Alumni PDIE FEB UNS.