ESDM Bagikan 100 Unit Lampu Tenaga Surya untuk Korban Gempa Sulteng

oleh -
Menteri ESDM, Ignasius Jonan mencoba Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). (Foto: ESDM)

JENDELANASIOANAL.COM – Tim Siaga Bencana Kementerian ESDM terjun langsung membagikan 100 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada para pengungsi korban gempa di Palu, Sigi dan Donggala. Bantuan gratis ini dilakukan guna memastikan kebutuhan masyarakat di sektor ESDM di bidang ketenagalistrikan tetap terpenuhi.

Sumbangan  LTSHE diserahkan secara simbolis oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur EBTKE M. Noor Arifin, di salah satu lokasi pengungsian Kecamatan Sigi, Kota Palu.

Noor menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan arahan langsung dari Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk meringankan beban para korban gempa bumi.

“Sesuai instruksi Menteri Jonan agar secara cepat memberikan pertolongan kepada saudara-saudara yang terkena musibah di Sulawesi Tengah,” ujar Satry di salah satu Posko Pengungsian Kecamatan Sigi, Sabtu (6/5).

Lebih lanjut, Noor mengutarakan bantuan serupa dengan jumlah yang sama akan kembali didatangkan dari Jakarta dalam beberapa hari ke depan. “Ini baru tahap pertama, masih ada 100 unit lagi yang akan dibagikan. Total, ada 200 unit LTSHE yang didistribusikan oleh Pemerintah demi menerangi lokasi pengungsian,” ujar Noor.

Kehadiran LTSHE, kata Noor, diharapkan dapat membantu penerangan bagi tenda-tenda pengungsian yang gelap gulita. Selain itu, LTSHE diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengisi baterai alat komunikasi yang saat ini menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak.

Noor meminta masyarakat penerima dapat merawat LTSHE sehingga manfaatnya dapat optimal terutama dalam masa tanggap darurat bencana. “Saya minta masyarakat dapat menjaga bantuan LTSHE ini dengan baik,” ungkapnya.

Sebagai informasi, pembagian LTSHE merupakan salah satu program Kementerian ESDM yang telah dimulai sejak 2017 melalui pembiayaan APBN. Untuk tahun 2018, Kementerian ESDM memiliki target untuk menerangi 167.064 rumah yang tersebar di 15 provinsi atau 1.259 desa.

Di samping itu, program ini juga dijalankan apabila terjadi force majeure, seperti musibah kegeologian. (Ryman)