Hingga 2022, Kementerian ESDM Siap Operasikan 12 PLTSa

oleh -
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo. (Foto: Faktanews.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Setelah sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan bahwa pihaknya siap mengoperasikan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) hingga 2022 mendatang.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan, sebagai bentuk tanggung jawab menyediakan energi terbarukan berbasis biomassa setempat, Kementerian ESDM terus terlibat aktif dalam usaha percepatan pembangunan PLTSa. Melalui kebijakan ini, selain tercipta penyediaan energi listrik secara terjangkau juga sekaligus dapat memperbaiki kualitas lingkungan.

“Dukungan kami berupa implementasi program waste to energy. Membangun PLT Sampah bertujuan untuk membersihkan sampah itu sendiri. Nilai ekonomi dari listrik yang dihasilkan adalah bonus yang patut disyukuri,” ungkap Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam berbagai kesempatan

Kementerian ESDM sendiri berkomitmen, terhitung sejak tahun 2019 hingga 2022 mendatang, terdapat 12 (dua belas) PLTSa yang bakal siap beroperasi.

“Sesuai rencana, 12 pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (18/7).

Surabaya (10 MW) akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar USD 49,86 juta.

Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi. PLTSa tersebut punya investasi USD 120 juta dengan daya 9 MW. Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW) dan Denpasar (20 MW). Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebanyak 2.800 ton/hari sebesar USD 297,82 juta.

Sisanya, DKI Jakarta sebesar 38 MW dengan investasi USD 345,8 juta, Bandung (29 MW – USD 245 juta), Makassar, Manado dan Tangerang Selatan dengan masing-masing kapasitas sebesar 20 MW dan investasi yang sama, yaitu USD 120 juta.

Dari 12 usulan pembangunan PLTSa yang ada, 4 di antaranya memiliki perkembangan yang cukup baik dan menunggu penyelesaian di tahun ini di antaranya Surabaya, DKI Jakarta, Bekasi, dan Solo. Bahkan, pembangunan PLTSa di kota-kota tersebut dimonitor langsung oleh Presiden Joko Widodo. “Betul, kota-kota tadi termasuk di Bali menjadi prioritas utama penanganan sampah di bawah pengawasan Bapak Presiden,” Agung menambahkan.

Kehadiran PLTSa turut membantu mencipatkan lingkungan hidup yang berkelanjutan sesuai Nawacita Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla “Semangat dari pembangunan PLTSa ini tidak hanya terletak pada urusan penyediaan listrik semata. Pemerintah bertekad membenahi manajemen sampah demi menciptakan lingkungan yang sehat,” pungkas Agung. (Ryman)