Jonan Harap Putera-Puteri Papua Dapat Pimpin Freeport Indonesia

oleh -
Menteri ESDM, Ignasius Jonan saat bersama siswa-siswi Papua. (Foto: Ist)

Papua, JENDELANASIONAL.ID — Paska akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia (PT FI) oleh PT Inalum, Indonesia masih memiliki waktu 20 tahun untuk belajar bersama operator tambang saat ini, sebelum sepenuhnya dikelola bangsa Indonesia pada tahun 2041 mendatang.

Sebagaimana diutarakan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, tambang PT Freeport Indonesia merupakan salah satu tambang bawah tanah yang memiliki kompleksitas tinggi, sehingga kesempatan 20 tahun untuk belajar mengelola tambang ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar siap dikelola sepenuhnya oleh putera-puteri terbaik bangsa pada tahun 2041.

“Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam proses pengalihan saham 51% saham PT Freeport Indonesia mengatakan kepada saya, kira-kira kalau pengalihan saham PT Freeport Indonesia 51% bagaimana? Saya bilang cukup Pak untuk 20 tahun kedepan sampai tahun 2041. Nah dalam proses ini adalah proses bagaimana putera-puteri bangsa terutama putra dan puteri Papua itu belajar mengelola pertambangan yang sedemikian hebat, yang sedemikian komplek dan rumit, ini mungkin termasuk kegiatan pertambangan bawah tanah yang paling komplek di dunia,” ujar Jonan seperti dikutip esdm.go.id.

Kesempatan belajar selama 20 tahun ini dapat dimanfaatkan putera-puteri Papua agar kelak ada putera-puteri Papua yang menjadi pimpinan di PT FI.

“Nah ini ada 20 tahun untuk belajar, nanti anak-anak yang masih pakai baju merah dan putih dan juga anak-anak yang masih remaja sekarang mungkin bisa jadi pemimpin PT Freeport Indonesia di masa mendatang. Setelah tahun 2041 mudah-mudahan anak-anak kita bisa mengelola PT Freeport Indonesia di masa depan sepenuhnya,” lanjut Jonan.

Jonan menjelaskan, proses belajar ini sangat diperlukan agar siap untuk mengelola. Secara teknologi menurut pandangannya anak-anak bangsa mampu, namun secara disiplin yang konsisten untuk menjaga keselamatan kerja harus belajar bagaimana mengelola keselamatan dan keamanan kerja semaksimal mungkin.

“Kan operasi ini berjalan setiap hari, setiap detik, setiap jam, 24 jam satu hari, 30 hari satu bulan, dan 365 hari satu tahun. Nah memang konsistensi ini yang amat sangat diperlukan. Kita kalau bicara atau secara teori Bapak-Bapak yang dipertambangan ini bisa, tapi penerapan secara konsisten ini yang amat sangat dibutuhkan, nah ini kita punya waktu 20 tahun,” kata Jonan.

Menepis kekhawatiran sebagian masyarakat Papua yang mengatakan bahwa tambang Freeport akan habis saat diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia Jonan menjelaskan, “Apabila dilakukan kegiatan operasi pertambangan dengan kapasitas yang sama seperti sekarang, kira-kira 3 juta ton setahun, setelah 2041 kalau dari cadangan yang sudah terbukti itu masih bisa ditambang hingga 15 tahun. Tetapi jika kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru dilakukan mungkin 100 tahun juga belum habis. Jadi masih ada kedepan itu banyak sekali, setelah tahun 2021 mungkin masih tambah 100 tahun lagi,” jelas Jonan.

Terkait dengan kelestarian lingkungan hidup disekitar wilayah kerja PT FI Menteri Jonan meminta kepada semua pihak untuk bersama menjaga dan lingkungan sekitar tambang jangan sampai kita mewarisi kerusakan lingkungan kepada generasi anak cucu kita.

“Kepada semua pihak, Bapak tokoh adat, Bapak Uskup juga harus didorong pelestarian lingkungan hidup, karena lingkungan yang kita huni ini bukan warisan nenek moyang kita, ini milik Tuhan, ini adalah titipan anak cucu kita dikemudian hari. Ini yang harus kita jaga supaya anak cucu kita itu bisa hidup dengan lebih baik,” pungkas Jonan. (Ryman)