Kendarai Trail 2 km, Presiden Tinjau Tambak Udang di Bekasi

oleh -
Presiden Jokowi mengendarai motor trail sejauh 2 km saat meninjau lokasi tambak udang dan bandeng di Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Kab Bekasi, Prov Jawa Barat, Rabu (1/11)

BEKASI-Presiden Joko Widodo mengendarai motor trail sejauh sekitar 2 kilometer saat meninjau lokasi tambak udang dan bandeng di Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muara Gembong, Kab Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (1/11).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyerahkan sertifikat bagi masyarakat penerima program perhutanan sosial di Desa Pantai Bahagia. Setelah itu, Presiden bertolak ke lokasi tambak yang terletak sekitar dua kilometer dari lokasi pertama dengan mengendari motor trail melalui jalan yang cukup sulit dan berbatu.

Presiden Jokowi berpesan agar membuat kelompok besar petani atau kelompok besar petambak dengan pola pola korporasi. “Artinya, harus economic scale, harus sekala yang gede sehingga secara hitung hitungan bank masuk atau bankable,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Presiden, pemerintah akan mengedukasi cara-cara mengembangkan udang secara moderen dan pemberian makannya dengan e-fishery atau automatic feeder, yang bisa dikendalikan dari jarak jauh dengan android.

Selain itu, pemasangan plastik dan kincirnya juga modern. “Kalau tidak seperti itu ya seperti yang kita dengar tadi disana, satu hektar hanya menghasilkan 3 kilo. Padahal satu hektar harusnya menghasilkan 4 sampai 5 ton lah,” tutur Presiden.

Menurut Presiden, jika panen udang sudah mencapai angka 5 ton maka proses pengembangannya sudah benar. Ini artinya, petani sudah berhasil.

Pemerintah ujarnya siap membantu petani. Bukan hanya bisnis model di petani petambak, tapi juga untuk petani padi, holtikultura, dengan cara cara seperti ini.

Pemerintah, tegas Presiden, akan mem backup infrastrukturnya, agar jalannya bisa dimasuki mobil kalau nanti sudah panen. Hasilnya, nanti akan dijual keluar (ekspor). “Fungsi swasta dan BUMN adalah off taker,” tegasnya.

Kepala Negara menjelaskan, udang ini pasaran ekspornya sangat besar sekali. “Sekarang kita ada di nomor tiga di dunia. Jadi kalau tambak tambak di Lampung, di Jawa ditarakan jalan kita bisa jadi nomer satu tapi harus dengan cara cara modern seperti ini,” pungkasnya.