Kopi dan Kelapa Sawit Sukses Cetak Transaksi USD 175,07 Juta

oleh -

KAIRO-Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil meraup transaksi dan kontrak dagang prospektif USD 175,07 juta pada business matching yang digelar di Kairo, Mesir Kamis (7/12).

Dalam business matching yang merupakan rangkaian Misi Dagang ke Mesir pada 5-8 Desember 2017 ini, Kemendag menghadirkan 19 pelaku usaha dari 15 perusahaan Indonesia dan 100 buyer Mesir.

Para pelaku usaha Indonesia yang hadir berasal dari berbagai sektor, utamanya kopi dan kelapa sawit. Sektor-sektor lainnya meliputi kakao, kertas, lada, serta jasa (surveyor dan MICE).

“Kopi dan kelapa sawit Indonesia sangat diminati buyer Mesir. Ini terlihat dari hasil transaksi dan kontrak dagang prospektif yang berhasil diperoleh dari kedua komoditas tersebut, yaitu sebesar USD 175,07 juta,” tegas Dirjen PEN, Arlinda.

Dari nilai tersebut, lanjut Arlinda, perolehan transaksi dan kontrak dagang prospektif diraih oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) sebesar USD 144 juta untuk 1 tahun (sawit), PT. Musim Mas USD 9 juta (sawit), PT. Sabani International USD 9 juta (kopi), PT. Asal Jaya USD 8 juta (kopi), PT. Alwyni International USD 4,3 juta (kopi), PT. Asal Jaya USD 648 ribu (kopi), dan PT. Kalinda Berkah Indonesia USD 120 ribu (kopi).

“Untuk itu, kami terus mendorong para pelaku usaha untuk mengekspor produk kopi dan kelapa sawit ke Mesir,” imbuhnhya.

Kelima belas perusahaan yang ikut dalam misi dagang kali ini yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), PT. Musim Mas, Masyarakat Perkelapa Sawitan Indonesia (MAKSI), Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) Dewan Minyak Sawit Indonesia; Gabungan Eksportir Kopi Indonesia, PT. Asal Jaya, PT. Kalinda Berkah Indonesia, PT. Sabani International, Nusantara Coffee, House of Coffee Barista, PT. Alwyni International; Asia Pulp and Paper, PT. Global MICE Indonesia, serta KSO Sucofindo.

Setelah Mesir, misi dagang selanjutkan akan dilakukan di Santiago, Chile pada 13-15 Desember 2017. Misi dagang ini akan dipimpin langsung oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

“Menyusul keberhasilan ini, kami akan berupaya lebih keras lagi pada misi dagang selanjutnya. Kami siap untuk melakukan misi dagang ke Chile dalam beberapa hari ke depan,” pungkas Arlinda.

Sebelum berlangsungnya business matching, Delegasi Indonesia juga mengunjungi Ashrafco di Kairo yang merupakan importir produk ban dan pelek mobil. Ashrafco mengimpor ban dari PT. Elang Perdana Tyre dan pelek mobil dari PT. Bangun Sarana Alloy dan PT. Prima Alloy.

Pemilik Ashrafco menyatakan bahwa kualitas ban mobil dan pelek mobil Indonesia sangat baik dan jauh unggul dari produk sejenis buatan China.

Kopi Indonesia di Haggag Café

Sebelumnya Arlinda juga berkunjung ke Haggag Café di Provinsi Kaliobeya, Mesir. Kedai ini menjual dan menggunakan biji kopi asal Indonesia. Tidak hanya kopi, kedai ini bahkan menjual berbagai jenis kopi, teh, dan biskuit dalam kemasan dari Indonesia.

Pemilik Haggag Café adalah importir Haggag for Import & Export Co. Delegasi misi dagang Indonesia juga berkunjung ke importir yang memperoleh Primaduta Award tahun 2016 ini. Haggag for Import & Export Co. telah mengimpor kopi dari Indonesia sejak tahun 2000.

Sebanyak 80% impor kopi Haggag for Import & Export Co. merupakan kopi Indonesia. Sisanya antara lain diimpor dari Brasil, Vietnam, Kolombia, Uganda, dan Ethiopia. Saat ini Haggag for Import & Export Co. mengimpor kopi dari Indonesia sebanyak 20 kontainer setiap bulan.

Ekspor kopi dari Indonesia ke Mesir pada tahun 2016 mencapai USD 41,2 juta. Dengan share sebesar 50,9%, menjadikan Indonesia sebagai negara asal impor terbesar untuk produk kopi. Saat ini Indonesia merupakan negara produsen kopi ke-4 terbesar dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Kapasitas produksi kopi Indonesia rata-rata sebesar 639 ribu ton per tahun atau 8% dari produksi kopi dunia.