Lampu Surya Bantu Nelayan Banggai Laut Tingkatkan Hasil Tangkapan

oleh -
Nelayan d Binggai Laut senang karena mereka mendapatkan lampu tenaga surya hemat energi. (Foto: Ist)

Banggai Laut, JENDELANASIONAL.COM — Lebih dari dua ratus Kepala Keluarga (KK) desa terpencil di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, akhirnya dapat menikmati malam yang terang sejak hadirnya Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), yang merupakan perwujudan Program Nawacita.

Total LTSHE yang dipasang di Kabupaten Banggai Laut yaitu sebanyak 268 unit, yang tersebar di 3 Desa, 98 unit untuk Desa Nggasuang, 30 unit untuk Desa Minanga dan 140 unit untuk Desa Paisu Bebe, semuanya berada di Kecamatan Bokan Kepulauan.

“Lampu ini bisa digunakan untuk penerangan bahkan untuk mengisi baterai ponsel. Mohon bapak dan ibu menjaga LTSHE ini, jika ada masalah, ada garansi tiga tahun jadi bisa segera diatasi,” kata Direktur Aneka Energi Baru dan dan Energi Terbarukan, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Harris, saat melakukan kunjungan ke Desa Paisu Bebe pada Rabu (19/12).

Untuk sampai ke Desa Paisu Bebe, harus menempuh jarak 8 hingga 9 jam dari Pelabuhan Luwuk menuju Pelabuhan Banggai Laut dengan menggunakan kapal sejenis feri. Setelah itu, dilanjutkan dengan speed boat double engine selama 2 hingga 3 jam untuk sampai ke Desa Paisu Bebe. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Paisu Bebe adalah nelayan, sisanya petani kelapa atau cengkeh.

“Warga di sini jadi sudah tidak hidup dalam gelap lagi jika malam datang, anak-anak bisa belajar juga kalau sudah malam, kalau jalan subuh ke masjid juga tidak susah lagi, tidak perlu senter,” kata Kepala Desa Paisu Bebe, Ismail M. Icanring. Ismail mengungkapkan sebelum ada LTSHE, warga menggunakan genset untuk penerangan tapi listrik hanya dapat menyala beberapa jam saat malam. “Sejak ada LTSHE setiap rumah terang terus sejak sore hingga pagi,” tuturnya.

“Kalau malam, lampu kami bawa untuk menangkap ikan, cahayanya lebih terang daripada lentera, dan tidak perlu biaya lagi untuk beli minyak untuk lentera,” tambah Lusrin Patanduk, yang juga warga Desa Paisu Bebe. Hal ini tentu membantu meningkatkan hasil tangkapan dan biaya yang dikeluarkan lebih efisien.

Sementara itu di Dusun Basapa, seluruh warga sebanyak 30 KK berada di pulau tersendiri dan sebelumnya hanya mengandalkan lilin dan lentera di beberapa titik.

“Sebelum ada LTSHE, kalau malam tidak ada satu cahayapun dari dusun, jadi orang kira itu pulau tak berpenghuni. Sekarang jika malam tiba, warga Basapa senang karena dusun mereka terang dan terlihat dari lautan,” kata Yanto, Kepala Seksi Air Tanah dan Energi Cabang Dinas ESDM Sulawesi Tengah Wilayah 4, yang merupakan anggota Tim Pengantar LTSHE ke lokasi penerima LTSHE Kabupaten Banggai Laut.

Mewakili Kementerian ESDM, Harris mengharapkan LTSHE yang memang dibagikan untuk masyarakat di desa yang gelap gulita dan terpencil dapat menikmati hak yang sama, yaitu mendapatkan penerangan terutama di malam ini. “Ini adalah upaya Pemerintah untuk memperhatikan rakyat di pelosok termasuk pulau terpencil yang belum tersentuh listrik, semoga dapat memberikan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Banggai Laut yang menerima LTSHE,” pungkas Harris.

Pemasangan LTSHE di Kabupaten Banggai Laut merupakan usulan dari Pemerintah Kabupaten yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. LTSHE yang telah dipasang nantinya akan dikelola dan dipelihara oleh masyarakat penerima LTSHE dan Pemerintah Kabupaten Banggai Laut. Pemasangan LTSHE di Kabupaten Banggai Laut saat ini telah terpasang seluruhnya. (Ryman)