Menteri Jonan Genjot EBT Sebagai Tulang Punggung Energi Nasional

oleh -
Menteri ESDM Ignasius Jonan. (Foto: Antara)

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) Ignasius Jonan terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia untuk memenuhi target bauran energi EBT sebesar 25 persen pada 2025.

Hal tersebut disampaikan Jonan dalam Coffee Morning Hari Listrik Nasional ke-72 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jonan mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) harus dimanfaatkan sebesar-sebesarnya sama dengan pemanfaatan energi panas bumi. “Untuk EBT tidak pernah saya tolak, asal harganya wajar,” ujarnya.

Menurutnya, dalam pengembangan EBT pihaknya tidak akan menekan pengembang untuk menjual harga listrik di kisaran tertentu. Jonan menambahkan, pihaknya menginginkan supaya harganya terjangkau dan kompetitif.

“Listrik itu mau dari batu bara, gas, air, ya tetap listrik. Tidak mengenal merek, jadi harganya harus terjangkau,” katanya.

Potensi EBT yang dapat dikembangkan di Indonesia cukup besar. Dalam kesempatan itu, Jonan mencontohkan potensi EBT di Kalimantan Utara (Kaltara). Provinsi yang dikenal memiliki sungai-sungai besar tersebut memiliki potensi listrik dari tenaga air mencapai 9.000 megawatt (MW).

Karena itu, pemerintah terus menggenjot pemanfaatan EBT sebagai tulang punggung energi nasional. Sebagai gambaran, bauran EBT meningkat rata-rata 0,54% setiap tahun. Pada tahun 2016 capaian bauran EBT sebesar 7,7%. Angka ini lebih besar dari tahun 2015 (6,7%), 2014 (6,4%) dan 2013 (5,3%). Sementara, untuk triwulan II tahun 2017 melebihi target, yakni energi panas bumi dan EBT lainnya mencapai 5,23% (target 4,96%) dan bauran energi dari air mencapai 8,07% (target 6,16%).

Lebih lanjut, Jonan mengatakan faktor lain yang harus diperhatikan adalah keterjangkauan harga oleh masyarakat untuk mewujudkan keadilan. Menurutnya, faktor ini jauh lebih penting.

Jonan mengatakan sepanjang 2017 telah ada penandatangan kontrak dengan total kapasitas sebesar 723 MW yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.  (Very)