Menteri Jonan: Perlu Empati Besar Mewujududkan Desa Belum Berlistrik  

oleh -
Menteri ESDM, Ignasius Jonan

SOLO-Pemerintah bertekad mewujudkan upaya melistriki seluruh desa di Indonesia dengan mengoptimalkan potensi sumber energi setempat.

Sejauh ini, diperkirakan masih terdapat sedikitnya 2.519 desa atau sekitar 293.532 rumah yang masih gelap gulita belum menikmati listrik sebagai penerangan.

“Dalam jangka waktu dua tahun kedepan, kita akan berupaya mengoptimalkan potensi sumber energi setempat.

Misalnya dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sesuai dengan arahan Melistriki Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan saat memberikan Kuliah Umum Kemandirian Dan Keberlanjutan Energi Nasional di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (5/8).

Hingga saat ini kata Menteri Jonan, masih ada sebanyak 2.519 desa di Indonesia yang tidak ada listriknya setelah 72 tahun merdeka.

Untuk itu, pemerintah menargetkan, pada 2017 itu akan dipasang solar panel diseluruh rumah-rumah di desa itu.

Ditargetkan, pada 2017 sebanyak 100.000 rumah dipasang.  Sedangkan  tahun 2018 ditargetkan ada 255.250 rumah akan dipasang solar panel.

Menteri Jonan mengaku, wilayah-wilayah yang belum terlistriki umumnya berada Pulau-pulau Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).

Saat ini jelas Menteri ESDM ini,  diperkirakan masih ada 11.000 desa yang memiliki fasilitas listrik sekedarnya saja. “Melistriki desa-desa yang belum berlistrik memerlukan empati besar, untuk berbagi rasa dengan semua anak bangsa itu,”ujarnya.

Desa-desa yang tidak berlistrik dan berlistrik sekedarnya saja itulah yang akan “dikejar” pemerintah agar dapat teraliri listrik sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan timbulnya kecemburuan sosial.

“Tahun 70an Pak Harto meresmikan jalan tol Jagorawi, itu orang yang tinggal di Papua, yang tinggal di Pulau Seram, di Maluku, di Miangas di Pulau Rote enggak tau ada jalan tol jagorawi di Jakarta, sekarang di Jakarta ada apapun juga itu dipotret pake handphone dikirim pake WA selesai. Karena teknologi informasinya kini luar biasa, ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial yang luar biasa,” jelasnya.

“Maka dari itu, program kelistrikan nasional ini mati-matian harus dilakukan oleh pemerintah, paling kurang itu bisa menikmati listrik dengan yang dibutuhkan. Karena listrik ini adalah peradaban, kalau tidak ada listrik itu peradabannya pasti pelan,” pungkasnya.