Menuju Rasio Elektrifikasi 99 % di 2019

oleh -
Ilustrasi

Terobosan Melistriki Nusantara

Di tengah semua kendala yang dihadapi di lapangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik, mewujudkan energi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, terutama untuk menerangi wilayah timur nusantara.
Peningkatan rasio elektrifikasi pun menjadi salah satu target utama Pemerintah dalam menjalankan program di sektor ESDM.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menargetkan rasio elektrifikasi akan menembus angka 99% hingga akhir tahun 2019 nanti.

“Prognosa ini berdasarkan analisa laporan perhitungan rasio elektrifikasi di tahun 2017 dan target di tahun 2018 sebesar 97,5%,” ujar Menteri ESDM di Jakarta (27/4).

Jonan menuturkan, rasio elektrifikasi nasional tahun tahun 2017 tercatat sebesar 95,35%. Rasio elektrifikasi ini menggambarkan jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibandingkan dengan jumlah rumah tangga nasional.

Sebanyak 62,5 juta atau sekitar 93,03% rumah tangga teraliri listrik dari PLN, sementara 1,5 juta atau 2,32% rumah tangga mendapat listrik dari off-grid non PLN yang dibangun oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dan rumah tangga berlistrik tanpa kWh meter.

Angka capaian rasio elektrifikasi tersebut belum termasuk perhitungan program pra-elektrifikasi melalui pembagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) pada 2017.

Apabila dimasukkan dalam perhitungan, maka rasio elektrifikasi tahun 2017 mendapat tambahan sebesar 0,02% menjadi 95,37%. Besaran ini merupakan hasil koordinasi Ditjen EBTKE dengan PLN dimana data penerima bantuan LTSHE per akhir 2017 sebanyak 7.068 Kepala Keluarga (KK).

Lantas, akankah keberhasilan menerangi Pulau Nagka, Pukung, hingga Panassang dapat berlanjut pada pencapaian realisasi rasio elektrifikasi sebesar 99% di tahun 2019?