Pertumbuhan Transaksi Tol Non-Tunai Masih Lambat  

oleh -
llustrasi

JAKARTA-Transaksi non-tunai di gerbang tol hingga kini belum menunjukkan peningkatan signifikan. Padahal, pemerintah menargetkan transaksi non-tunai pada Oktober mendatang mencapai 100 persen.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dari hasil monitoring yang dilakukan Kementerian PUPR selama tiga bulan terakhir, penggunaan transaksi non tunai baru di angka 28 persen.

Ini artinya penggunaan kartu elektronik tol hanya meningkat 5 persen bila dibandingkan dengan Mei 2017 lalu.

“Ini saya kira masih lambat,” kata Basuki usai rapat evaluasi Gerakan Nasional Non Tunai bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kantor Kementerian PUPR, Senin (7/8).

Meski sempat mengalami peningkatan transaksi hingga 33 persen, hal itu yang bersifat sementara. Menurut Basuki, melambungnya transaksi non-tunai tersebut disebabkan karena faktor lebaran.

Basuki menambahkan, sosialisasi dan edukasi penggunaan uang elektronik di jalan tol akan semakin ditingkatkan.

Dengan demikian, diharapkan multilane free flow (MLFF) dapat terwujud pada akhir tahun 2018.

Sosialisasi itu meliputi kewajiban penerapan transaksi non tunai secara multibank, standarisasi SOP Rekonsiliasi dan Setelmen, serta pengembangan monitoring tools transaksi non tunai serta perluasan GTO di ruas tol perkotaan.

Di samping itu juga menyiapkan regulasi terkait transaksi non tunai di jalan tol, hingga benchmarking teknologi MLFF di beberapa ruas pada tahun 2018.