Sebanyak 204 Sumur Bor dan 4.068 Unit BMN EBTKE Diserahterimakan ke Pemerintah Daerah

oleh -
Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo. (Foto: esdm.go.id)

Bali, JENDELANASIONAL.ID — Air bersih merupakan kebutuhan utama masyarakat yang harus dipenuhi. Namun, belum semua wilayah di Indonesia dapat terjangkau oleh pelayanan air bersih. Tingginya biaya investasi yang diperlukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan serta faktor geografis dan alam menjadi salah satu penyebabnya. Tercatat, sekitar 17% atau 40 juta masyarakat Indonesia yang masih kesulitan untuk mendapatkan akses air bersih.

Berkaitan dengan hal tersebut Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (26/9) di Bali melakukan serah terima 204 sarana air bersih melalui sumur bor dan 4.068 Unit barang milik negara (BMN) termasuk di dalamnya Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) dan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukkan. Serah terima barang milik negara ini ditandai dengan penandatangan naskah serah terima hibah antara Kementerian ESDM dengan Pemerintah Daerah penerima bantuan.

Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo mengatakan, sudah merupakan komitmen dari Badan Geologi Kementerian ESDM untuk memberikan bantuan sarana air bersih berupa sumur bor kepada masyarakat sulit air.

“Menyediakan akses air bersih bagi kehidupan masyarakat sudah menjadi komitmen utama Kementerian ESDM dalam mewujudkan Energi Berkeadilan. Menteri ESDM Ignasius Jonan mencatat masih terdapat 17 persen masyarakat Indonesia atau sekitar 40 juta orang yang kesulitan mendapat air bersih,” ujar Antonius seperti dikutip esdm.go.id.

Upaya konkrit Kementerian ESDM untuk memberikan akses air bersih bagi masyarakat diwilayah sulit air tersebut diwujudkan dengan diserahterimakannya 204 buah sumur bor yang tersebar di 73 kabupaten/kota.

“Pada hari ini sebanyak 204 buah sumur bor yang tersebar di 73 kabupaten/kota dengan nilai perolehan Rp.92 milyar kita serahterimakan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah penerima bantuan dan kami berharap agar barang milik negara (BMN) dari Badan Geologi dan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) ini dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat,” lanjut Antonius.

Sejak tahun 2005 hingga 2018 Badan Geologi Kementerian ESDM telah berhasil membangun sebanyak 2.288 unit sumur bor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4 juta m3/tahun, yang dapat melayani sebanyak kurang lebih 6,6 juta jiwa.

Pada periode yang sama, Badan Geologi juga telah menerima 7.065 surat permohonan bantuan pembangunan sarana air bersih melalui sumur bor dari berbagai Instansi, baik Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Dengan banyaknya permohonan akan kebutuhan sumur bor air bersih ini, maka Badan Geologi selalu meningkatkan jumlah titik sumur bor setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari komposisi anggaran yang ada pada Pusat Air Tanah dan Geologi Tata lingkungan ditahun 2019 ini, dimana 76% digunakan untuk penyediaan sumur bor.

Bersamaan dengan serah terima BMN sumur bor, diserahterimakan pula bantuan 4.068 Unit BMNdari Ditjen EBTKE berupa 3.798 PJU TS, 2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat, 1 Revitalisasi PLTS, 264 Lampu LED, 1 PLT POME, 1 Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH), 1 Finalisasi Pembangunan PLTMH dan 1 PLT CPO. Bantuan senilai 132 Milyar tersebut tersebar di 31 Kabupaten/Kota.

Acara serah terima hibah sumur bor dan bantuan BMN Ditjen EBTK ini dihadiri 20 Bupati/Walikota, 8 Wakil Bupati/Wakil Walikota, 8 Sekertaris Daerah dan 52 Pejabat Setingkat Ka Dinas serta 8 Kepala Bagian. Mereka hadir mewakili Pemerintah Daerah penerima hibah. (Ryman)