Volume Penjualan Properti Residensial Triwulan II-2017 Tumbuh 3,61%

oleh -
Ilustrassi

 

JAKARTA-Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) pada triwulan II-2017 mengindikasikan perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin dari indeks Harga Properti Residensial triwulan II-2017 yang tumbuh sebesar 1,18% (qtq), turun dari 1,23% (qtq) pada triwulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Agusman menjelaskan, kenaikan harga rumah terjadi pada semua tipe rumah, terutama tipe kecil, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Jabodebek dan Banten.

“Peningkatan harga rumah terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan dan biaya perizinan,” terangnya.

Menurutnya, volume penjualan properti residensial tetap tumbuh 3,61% (qtq) meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,16% (qtq).

Perlambatan penjualan properti dipengaruhi oleh masih terbatasnya permintaan terhadap rumah hunian sebagaimana terindikasi dari pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA pada triwulan II-2017 yang melambat.

“Faktor utama penyebab rendahnya pertumbuhan kegiatan properti ini menurut sebagian besar responden adalah suku bunga KPR yang masih tinggi,” imbuhnya.

Sebagian besar pengembang (55,30%) menyatakan bahwa dana internal perusahaan masih menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial.

Sementara dari sisi konsumen, fasilitas KPR (75,54%) masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial.