63 Tahun Peristiwa Tjikini, Ketum ALPERCIK: Berharap Terus Dibuka Ruang Dialog Soal Sejarah

oleh -
Ketua Umum Alumni Perguruan Cikini (ALPERCIK) tahun 2020-2024, Lilly Wasitova. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Keluarga Besar Perguruan Cikini (Percik) yang terdiri dari para murid, guru, alumni, para tokoh alumni dan para korban, menghadiri acara mengenang 63 tahun peristiwa Tjikini, di Jakarta, pada 30 November 2020.

Hadir dalam acara ini para tokoh, yang juga alumnus Perguruan Cikini antara lain Ketua Badan Pembina Yayasan Perguruan Cikini, Harjono Kartohadiprojo, Anggota Wantimpres 2019-2024 Sidarto Danusubroto, dan Guntur Soekarno Putra. Hadir juga para saksi sejarah di antaranya Purwanto, Budiono Kartohadiprojo, Adi Laskmana, dan Ibu Kanya Suhita serta Ketua Panitia Acara Ika St Assin dkk.

Ketua Umum Alumni Perguruan Cikini (ALPERCIK) tahun 2020-2024, Lilly Wasitova mengatakan, dirinya sangat berbahagia dapat langsung bertatap muka melalui daring dengan keluarga besar Percik.

“Bagi mereka yang berhalangan hadir, kami senantiasa mendoakan. Dan kepada para korban Peristiwa Tjikini serta para Guru dan segenap alumni Perguruan Cikini yang telah mendahului kita, kami doakan agar diampuni semua dosa-dosanya dan dilimpahkan amal ibadahnya,” ujarnya dalam sambutannya, di Jakarta, Minggu (30/11).

Lilly mengatakan, Peristiwa Tjikini yang terjadi pada tanggal  30 November 1957 merupakan peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi keluarga besar Perguruan Cikini. Waktu itu, korban berjatuhan, baik dari kalangan siswa maupun pengajar sekolah akibat meledaknya beberapa granat yang dilempar ke halaman sekolah Perguruan Cikini oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sasaran utama pelemparan granat tersebut adalah Proklamator sekaligus Bapak Bangsa yang juga adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, yang pada hari itu hadir di sekolah tersebut dalam rangka ikut memeriahkan bazaar Perguruan Cikini, yang juga diikuti oleh putra-putri beliau.

“Seiring dengan pesan Bung Karno yang sangat populer pada Peringatan hari Kemerdekaan Indonesia ke-21 tanggal 17 Agustus 1966, yaitu JAS Merah, ‘Jangan sekali kali meninggalkan sejarah’, kami ALPERCIK, mengajak Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sekalian untuk mengenang kembali Peristiwa Tjikini ini, sekaligus memaknai kejadian tersebut dari sisi humaniora dengan menghadirkan saksi-saksi sejarah yang akan menceritakan secara langsung kepada kita semua, pengalaman dan suasana saat peristiwa bersejarah itu terjadi,” ujarnya.

Lilly berharap semoga kegiatan itu dapat dikenang oleh generasi penerus bangsa  sebagai bagian dari perjalanan sejarah tumbuh berkembangnya Perguruan Cikini, yang berkomitmen dan berjuang dalam pembangunan bangsa dengan berpartisipasi langsung mencerdaskan anak bangsa melalui dunia pendidikan.

“Semoga acara ini dapat menjadi motivasi, serta membangkitkan semangat juang Perguruan Cikini, untuk terus berkembang, seperti yang telah dicontohkan oleh para pendiri Perguruan Cikini, dan pendahulu kita semua,” ujarnya.

Lilly mengharapan agar terus dibuka ruang dialog antar generasi yang bisa membahas sejarah dan/atau kejadian penting lainnya di negeri tercinta ini. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kepedulian dan jiwa Nasionalisme agar Indonesia mampu bersaing di era globalisasi dimana masyarakatnya sudah semakin kritis dan berorientasi pada transformasi global akibat kemajuan dan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan peradaban manusia.

Pada kesempatan tersebut, Lilly, atas nama Ketua Umum ALPERCIK menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi atas pencapaian prestasi dari tiga orang civitas akademika YAPERCIK yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Mereka itu yakni:

  1. Atas Nama Hanif Pryo Adhinata, siswa kelas 2 SD Perguruan Cikini, meraih Bronze Award dalam lomba KMNR 15 (Kompetisi Matematika Nalaria Realistik) se Indonesia tahun 2020.

 

  1. Atas Nama Ervin Trisworo S Si, kepala SD dan guru matematika SD Perguruan Cikini, meraih Bronze Award dalam kompetisi OGM (Olimpiade Guru Matematika) SD seluruh Indonesia tahun 2020.

 

  1. Atas nama Dr. Lili Musnelina, Dra Apoteker, Rektor ISTN yang meraih penghargaan Peringkat Pertama Perguruan Tinggi Swasta dengan persentase jabatan Akademik Dosen dan Sertifikasi Pendidik Dosen terbanyak kategori institut tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III.

“Ketiganya telah membuktikan bahwa Perguruan Cikini tidak sekadar hadir di dunia pendidikan, namun juga hadir dengan kualitas dan komitmen tinggi seperti yang di cita-citakan oleh para pendiri Yayasan Perguruan Cikini,” pungkas Lilly. (Ryman)