Adrianus Meliala Serahkan SK Penunjukkan NTT Sebagai Tuan Rumah Pesparani 2020

oleh -
Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) Prof. Adrianus Meliala menyerahkan SK Menteri Agama tentang Penunjukkan NTT sebagai Tuan Rumah Pesparani Nasional 2020 kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, pada Rabu (24/4/2019). Turun mendampingi, Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, Eusebius Binsasi di ruang kerja Gubernur NTT. (Foto: Ist)

Kupang, JENDELANASIONAL.ID — Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) Prof. Adrianus Meliala menyerahkan SK Menteri Agama tentang Penunjukkan NTT sebagai Tuan Rumah Pesparani Nasional 2020 kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, pada Rabu (24/4/2019).

Penyerahan itu turut didampingi oleh Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI,  Eusebius Binsasi di ruang kerja Gubernur NTT.

Gubernur NTT menunjuk Ketua NU NTT, Jamaludin Ahmad sebagai Ketua Panitia Pesparani  2020.

Seperti diketahui, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN) adalah lembaga yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pembentukan LP3KN melalui proses yang cukup lama. Usulan pembentukan berawal dari terlaksananya Pesta Paduan Suara Gerejani (PESPARANI) Katolik di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Pada kesempatan itu masyarakat Katolik mendesak pembentukan sebuah lembaga untuk mengurus PESPARANI Katolik pada tingkat nasional. Keinginan itu dideklarasikan dalam komitmen/kesepakatan bersama yang ditandatangani oleh beberapa pihak.

Pesparani Katolik Pertama diselenggarakan di Kota Ambon, Maluku selama sepekan, dari 27 Oktober 2018 hingga 1 November 2018. Dalam acara ini, diadakan 12 mata lomba, yang terdiri dari Paduan Suara, Cerdas Cermat, Baca Mazmur dan Bertutur Kitab Suci. Lomba ini diikuti oleh kontingen dari 34 Provinsi dari Aceh sampai Papua.

Selain perlombaan paduan suara, acara Pesparani akan diisi dengan seminar nasional, Expo Maluku 2018 (pemeran potensi dari 34 daerah) dan pentas seni dari masing-masing daerah.

Peserta lomba Pesparani berjumlah berjumlah 4.804 orang, undangan yang hadir 200 orang pendukung acara 989 orang, peserta ibadah, dewan juri, panitia pusat dan daerah, serta para penggembira kurang lebih 4.490 orang. Total yang hadir di acara Pesparani kurang lebih 12.000 orang.

Pesparani Katolik Nasional Pertama di Kota Ambon itu membawa pesan perdamaian dan kerukunan ke seluruh bangsa Indonesia.

Gubernur Maluku Said Assagaff, waktu itu mengatakan bahwa api persaudaraan dan kerukanan sudah terwujud dalam pelaksanaan Pesparani I di Ambon. Pesparani, kata dia, tidak hanya menjadi pesta umat Katolik, tetapi menjadi pesta bersama umat lintas agama.

“Sejarah mencatat bawah api injil Pesparani telah terwujud di Ambon. Semangat persaudaraan tidak boleh berhenti di sini. Peserta Pesparani harus wartakan dan wujudkan di daerah masing-masing bahwa hidup bersaudara lintas agama sangat indah,” ujar Said dalam sambutannya.

Said mengatakan, apapun hasil perlombaan Pesparani I, semuanya harus berpihak pada persuadaraan dan kerukunan. Pasalnya, melalui Pesparani I, telah didemonstrasikan bagaimana hidup bersaudara membuat umat beragama semakin cerdas, toleran dan rukun.

“Hidup ‘orang basudara’ menjadi umat beragama yang cerdas, tidak mudah dibodohi oleh politisasai agama demi kepentingan orang dan kelompok orang tertentu. Ini membuat ke depan, Indonesia tetap menjadi rumah bersama umat beragama,” ujarnya.

Said mengatakan, problem ikatan persaudaraan selama ini telah terdistorsi oleh masalah pertarungan di ranah politik dan ekonomi. Bahkan, kata dia, tidak sedikit masyarakat yang mengidap penyakit double standart atau standar ganda, ketika bersama atau ada maunya maka bicara sangat nasionalis, pluralis dan egaliter. Namun, ketika tidak bersama menjadi sangat primordialis.

“Orang Ambon bilang Labila atau lapar bicara laeng dan kabila atau kenyang bicara laeng. Semoga bangsa kita terhindar dari penyakit double standart ini,” ujarnya.

Senada dengan itu, Uskup Ambonia Mgr Petrus C Mandagi mengatakan bahwa Pesparani merupakan pesta iman yang membuat orang bergembira dan tidak takut mewartakan persaudaraan, cinta kasih, kerukunan dan persatuan.

“Apa yang saudara alami di Kota Ambon dalam acara Pesparani harus ada wartakan ke daerah masing-masing bahwa dengan bernyanyi, saudara bisa mewartakan kasih Tuhan, menyampaikan persuadaraan dan perdamaian,” pesan Uskup Mandagi kepada seluruh peserta Pesparani dari 34 Provinsi.

Pesparani juga sepakat memilih NTT sebagai tuan rumah pesta dua tahunan ini yaitu pada 2020. (Ryman)