Belajar Daring Tidak Jadi Hambatan Hasilkan Karya Akademis Berkualitas

oleh -
Karya dari St Arief Setiaji yang mengambil judul tentang “Politik Media Dalam Pemberitaan Calon Perseorangan dalam Pilkada Serentak 2020”, serta karya Ella Devianti Effendi berjudul “Analisis Narasi Kebijakan Vaksin Covid-19 Gratis Pemerintah Republik Indonesia”, dua dari 4 karya yang terpilih. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Jelang Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, Universitas Mercu Buana Program Magister Ilmu Komunikasi menggelar Konferensi Nasional Komunikasi yang mengambil tema “Membangun Optimisme Komunikasi di Tengah Pandemi Covid-19”. Acara itu diselenggarakan pada 14-15 Agustus 2021.

Dalam acara tersebut juga digelar dua kegiatan yaitu yaitu Call Of Paper dan Social Volunteering.

“Empat karya ilmiah terbaik mendapatkan kesempatan untuk terbit dalam Jurnal Ilmiah berbahasa Inggris dengan akreditasi SINTA 2. Dua diantaranya merupakan karya bidang komunikasi politik yang ditulis oleh St Arief Setiaji  dan Ella  Devianti Effendi Sera, keduanya berlatar belakang sebagai praktisi komunikasi,” demikian disampaikan melalui siaran pers yang diterima redaksi dari panitia acara, Selasa (17/08/2021).

Panitia acara mengatakan bahwa jumlah karya ilmiah yang diajukan mencapai 59 peserta yang berasal dari Komunikasi Pemasaran dan Korporat, Komunikasi Media dan Industri serta Komunikasi Politik. Khusus untuk peminatan Komunikasi Politik, sebanyak 12 orang penyaji yang menyampaikan paparan dengan dipandu oleh moderator dosen pengajar Univeristas Mercu Buana Dr. Achmad Jamil, M.Si.

Menurut Achmad Jamil, kegiatan Konferensi Nasional Komunikasi rutin digelar oleh Universitas Mercu Buana. Namun, gelaran tahun ini cukup unik karena berlangsung secara daring. Setiap peserta, menyajikan papernya secara daring dengan dipandu masing-masing dosen sesuai dengan peminatannya.

“Kendala teknis tentu ada. Karena ini berkaitan dengan teknologi. Seperti paparan presentasi yang mendadak macet, atau koneksi internet yang tidak bagus. Justru disitu tantangannya. Pemapar terbaik adalah mahasiswa yang mampu menyampaikan pokok pikiran secara jelas, memaksimalkan hal penting dalam waktu terbatas, serta yang bisa berimprovisasi jika ada kendala teknis,” ujar Achmad Jamil.

Paper atau karya ilmiah yang disajikan dalam peminatan Komunikasi Politik cukup beragam. Mulai dari strategi komunikasi politik partai atau tokoh politik, komunikasi kebijakan publik yang didasari SKB 4 Menteri serta UU Cipta Kerja, komunikasi diplomasi masa Covid, peran lembaga swadaya masyarakat dalam mendorong kebijakan pemerintah lewat program beasiswa kuliah, peran Indonesia dalam misi pemeliharaan kedamaian dunia, hingga yang terkait langsung dengan pandemi yakni studi terkait komunikasi kelompok belajar daring di masa pandemi, serta komunikasi Polri dalam sosialisasi kebijakan larangan mudik di masa pandemi. Hasil dari karya ilmiah itu dikumpulkan menjadi buku sesuai dengan peminatan.

Dalam sajian karya ilmiah itu, St Arief Setiaji mengambil judul “Politik Media Dalam Pemberitaan Calon Perseorangan dalam Pilkada Serentak 2020”, serta karya Ella Devianti Effendi berjudul “Analisis Narasi Kebijakan Vaksin Covid-19 Gratis Pemerintah Republik Indonesia”. Keduanya adalah mahasiwa semester 3 Magister Ilmu Komunikasi, peminatan Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana.

Beragamnya tema paper yang dibuat menjadi angin segar bagi dunia akademis terutama di bidang komunikasi politik.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMB Dr. Heri Budianto, M.Si. mengatakan bahwa sumbangan pemikiran akademis dalam bidang komunikasi diharapkan menjadi penunjuk arah bagi masyarakat dan pemerintah dalam menjalani krisis pandemi.

“Gelaran ini sekaligus juga menjadi bukti bahwa belajar secara daring bukanlah hambatan dalam menghasilkan karya-karya akademis yang berkualitas,” ujarnya.(*)