Bom Sri Lanka, Aparat Keamanan Telah Mengetahui Informasi Intelijen Sebelum Penyerangan

oleh -
Petugas keamanan memeriksa Gereja St. Sebastian di Negombo, salah satu gereja yang diserang.(Foto: BBC)

Sri Lanka, JENDELANASIONAL.ID — Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan aparat keamanan telah mengetahui informasi adanya kemungkinan rangkaian serangan di sejumlah tempat di Sri Lanka.

Hal itu dikatakannya dalam jumpa pers Minggu (21/04), menanggapi rumor bahwa aparat memiliki informasi intelijen mengenai rencana serangan.

“Kita harus mencari tahu mengapa langkah-langkah pencegahan tidak ditempuh. Baik saya maupun para menteri tidak diinformasikan,” ujarnya seperti dikutip BBC.

“Saat ini prioritasnya adalah menahan para penyerang,” tambahnya.

Kabar bahwa aparat punya informasi bahwa terdapat potensi serangan dikuatkan Menteri Telekomunikasi Harin Fernando.

Dia mengunggah beberapa foto yang tampak seperti surat berisi laporan intelijen bertanggal 11 April, atau 10 hari sebelum kejadian.

Sejauh ini belum diketahui pihak mana yang berada di balik serangan, namun kepolisian Sri Lanka telah menahan 13 orang.

Pemerintah meyakini serangan bom bunuh diri digunakan dalam serangan ke sejumlah gereja dan hotel.

Pada Minggu (21/4), Angkatan Udara menyebut bom rakitan telah ditemukan di dekat bandara Kolombo.

“Pipa PVC sepanjang 1,8 meter berisi peledak telah ditemukan,” ujar juru bicara AU Sri Lanka, Gihan Seneviratne, kepada media setempat.

Pemerintah Sri Lanka menerapkan jam malam di seluruh negeri hingga waktu yang tidak ditentukan menyusul serangan terkoordinasi di sejumlah gereja dan hotel pada Minggu (21/04).

Hingga kini sedikitnya 207 orang meninggal dunia dan 450 lainnya mengalami luka dalam serangan bertepatan dengan perayaan Paskah itu.

Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardane mengatakan larangan keluar pada malam hari diberlakukan “hingga pemberitahuan lebih lanjut”.

“Kami akan menempuh segala tindakan yang diperlukan untuk melawan kelompok ekstrem yang beroperasi di negara kami,” tegasnya.

Selain memberlakukan jam malam, pihak berwenang juga memblokir sementara akses ke media sosial sebagai langkah mencegah berbagai spekulasi atau informasi menyesatkan terkait serangan tersebut.

 

WNI Tak Ada yang Jadi Korban

Di antara 207 orang yang meninggal terdapat 27 warga negara asing. Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan seorang warga negaranya meninggal dunia. Adapun kantor berita Turki Anadolu melaporkan dua warga negara Turki juga turut menjadi korban meninggal dunia.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataannya pada Minggu (21/04) mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

“Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, termasuk sekitar 140 orang di antaranya berada di Kolombo,” ujar Kemlu.

Bagi keluarga dan kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut, Kemenlu menyarankan agar mereka menghubungi nomor hotline KBRI Kolombo +94772773127, akan tetapi sambungan telepon gagal masuk ketika BBC News Indonesia mencoba menghubungi nomor tersebut beberapa kali. (Ryman)