BPIP Ajak Demonstran Kedepankan Etika dalam Menyampaikan Aspirasi

oleh -
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susetyo. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyoroti mahasiswa yang viral lantaran menghina Presiden Jokowi saat melakukan aksi unjuk rasa.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mendukung semua penyampaian aspirasi kepada pemerintah.

Namun, penyampaian aspirasi harus dengan prosedur yang baik dan benar, bahkan dengan etika kepantasan publik.

“Nalar demokrasi yang sehat itu harus mengedepankan etika kepantasan publik, bukan dengan arogansi dan kepentingan lain,” ujarnya Benny di Jakarta, Selasa (6/9).

Dia menjelaskan ruang publik harus dijaga dari praktik-praktik yang menghujat dan menghina martabat manusia.

“Yang dikritisi itu harus kebijakannya, bukan kepada personal atau orangnya karena mereka itu makhluk Tuhan loh. Jadi, harus dengan nalar demokrasi yang beretika,” jelasnya.

Dia menyebut nalar demokrasi tunduk kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Tidak boleh direduksi kepentingan pragmatis politik dan melegalkan segala cara.

“Kalau begitu orang menjadi curiga karena penyampaian aspirasinya diduga ada kepentingan politik, bukan untuk memberikan solusi,” tegasnya.

Sebelumnya, viral di media sosial seorang mahasiswa menghina Presiden Jokowi saat aksi demo di Gorontalo pada Jumat (2/9). Buntut aksi penghinaan tersebut, mahasiswa kini diperiksa di Mapolda Gorontalo.

Dalam video saat orasinya, mahasiswa menyebutkan kata-kata yang menghina sang presiden.

“Sepakat lawan? Sepakat! Hanya ada satu kata, lawan! Hanya ada satu kata, lawan! Presiden Republik Indonesia K***!’’ ujar mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Yunus P. (MWD)