Brigjen Tni Herianto Syahputra: Jadilah Pahlawan Bukan Pengkhianat

oleh -
Kasgartap I / Jakarta, Brigjen TNI Herianto Syahputra (tengah – pakaian TNI) berfoto bersama dengan peserta Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Kemenpora, di Cibedug, Ciawi, Bogir, Selasa (26/03/2019). (Foto: Ist)

Bogor, JENDELANASIONAL.ID — Kemerdekaan Indonesia bukan sebuah hadiah cuma-cuma yang diberikan bangsa lain kepada bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil pengorbanan para pejuang Indonesia dengan segala daya upayanya termasuk jiwa dan keluarga. Oleh karena itu, meski medan tempurnya berbeda dengan para pejuang dahulu ketika jaman perang kemerdekaan, pilihannya bagi setiap warga negara adalah menjadi pahlawan atau pengkhianat bangsa dan negara. Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) kewajiban menjadi pahlawan adalah lebih daripada warganegara biasa.

Demikian ditegaskan Kepala Staf Garnisun Tetap I Jakarta (KASGARTAP I/Jakarta), Brigjen TNI Herianto Syahputra dalam makalahnya berjudul “INDONESIAKU” kepada peserta Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Kemenpora, di Camp Hulu, Cibedug, Bogor, Selasa (26/03/2019).

Menurut Herianto Syahputra, Pancasila adalah nilai-nilai luhur bangsa, falsafah hidup bangsa yang harus ditegakkan. Karena Pancasila adalah fondasi sebuah rumah yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila juga merupakan ideologi negara  serta sebagai falsafah hidup (way of life) dan norma tertinggi bangsa Indonesia.

“Sebagai pegawai negeri sipil, Anda lebih dari warganegara biasa. Di pundak ada terpasang tanggung jawab yang sangat mulia tetapi sekaligus sangat terhormat. Anda harus menjaga Pancasila untuk tetap tegak kokoh dan tidak boleh digantikan oleh dasar atau isme yang lain. Jangan jadi pengkhianat bangsa karena kemerdekaan yang menjadikan Indonesia berdiri adalah warisan dari para pendiri negara dan pemimpin bangsa dan sekaligus titipan bagi anak cucu kita,” tegas Herianto Syahputra.

Kasgartap I/Jakarta itu melanjutkan, “Indonesia akan hancur ketika, Pancasila diganti dengan dasar yang lain, bahasa Indonesia diganti dengan bahasa lain, bendera warna lain menggantikan bendera Merah Putih, Indonesia Raya diganti dengan lagu lain dan juga Garuda Pancasila beserta Bhinneka Tunggal Ikanya diganti dengan lambang yang lain. Semua bisa terjadi dan diganti tetapi Indonesia akan hancur. Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus dijaga. Hanya pengkhianat bangsa dan negaralah yang mau menghancurkan Indonesia”.

Menurut Herianto Syahputra, korupsi adalah bentuk pengkhianatan kepada bangsa dan negara. Korupsi itu tidak hanya sekadar mengambil uang atau mengambil kesempatan orang lain, tetapi juga mengambil hidup orang lain, menghancurkan masa depan bangsa dan negara,  untuk kepentingan pribadi.

Selain korupsi, bentuk lain dari “pengkhianatan” kepada bangsa dan negara, masih menurut Herianto Syahputra, adalah kolusi dan nepotisme. Kolusi dan nepotisme menghapus kesempatan orang lain hidup berkembang, tidak mengakui prestasi orang lain dan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan kapabilitasnya.

Dicontohkanya, salah satu bentuk “pengkhianatan” di bidang olahraga misalnya, masih adanya kecenderungan dalam satu bidang olahraga, yang mewakili negara bukan yang terbaik dan berprestasi, tetapi mereka yang memiliki kedekatan dengan pengurus.

“Karena kedekatan emosional atau relasional, orangtua atlet mendesak ke pelatih dan pengurus agar anaknya diberangkatkan. Khan, seharusnya yang berangkat adalah yang terbaik dan berprestasi, bukan dekat dengan siapa.  Ini soal membela merah putih dan mengharumkan negara. Ini bukan soal keturunan atau anaknya siapa,” tandas Kasgartap I/Jakarta itu.

Menutup materi pembekalannya, Kasgartap I/Jakarta Brigjen TNI Herianto Syahputra mengajak para peserta orientasi untuk menjalankan bela negara, bela sosial jika bela negara tidak memungkinkan, meningkatkan nasionalisme dan patriotisme, lebih fokus belajar sejarah dan kepahlawanan. Para pemuda harus belajar patriotisme dari upacara bendera dan ideologi negara dari Taman Makam Pahlawan. (Ryman)