Caketum PP Pemuda Katolik, Friederich Batari: Transformasi Organisasi untuk Indonesia Tangguh

oleh -
Acara bedah Visi Misi para calon Ketua Umum PP Pemuda Katolik pada hari ini, Jumat (5/11/2021). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Friederich Batari resmi mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik (PK) periode 2021-2024 pada Kongres Nasional XVIII di Semarang, Jawa Tengah, 12-14 November 2014 mendatang.  Ketua Bidang Kominfo PP Pemuda Katolik Periode 2018-2021 ini akan bersaing dengan para calon ketua umum lainnya.

Putera kelahiran Kamonggel, Sumba, NTT, 5 Mei 1977 ini mengusung agenda ‘Transformasi Organisasi di Pemuda Katolik untuk Indonesia Tangguh’ dalam Bedah Visi Misi Bakal Calon Ketua Umum yang digelar pada hari ini, Jumat (5/11).

Alumnus Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Mercu Buana ini mengatakan transformasi organisasi merupakan keniscayaan di hampir semua lembaga/organisasi termasuk di Pemuda Katolik.

“Transformasi Pemuda Katolik diperlukan untuk menata kembali struktur dan personalia dan program agar dapat efektif menjawab persoalan yang ada. Artinya, melalui transformasi organisasi, Pemuda Katolik dapat tampil dan terlibat aktif dalam mengatasi berbagai persoalan baik di lingkungan Gereja, masyarakat, bangsa dan negara bahkan persoalan global,” ujar Sarjana Ilmu Sosial dari FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang ini.

Adapun beberapa program dalam semangat transformasi organisasi yang diusungnya yaitu mencakup antara lain, pertama, konsolidasi organisasi. Hal ini misalnya dengan melanjutkan program pembinaan dan kaderisasi secara berjenjang, pelatihan-pelatihan, mengefektifkan personalia kepengurusan dari pusat, Komda sampai Komcab sesuai bidangnya dan tingkatannya.

“Salah satu sarana pendukung yang wajib dan sangat vital adalah Pemuda Katolik harus memiliki Kantor/Sekretariat. Selain itu, Pemuda Katolik juga harus memiliki database (anggota dan alumni),” ujar wartawan yang sering ditugaskan meliput acara kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Kedua, mengoptimalkan hubungan kerja sama dan kemitraan dengan Gereja/Paroki/ Keuskupan dan ormas Katolik lainnya.

Ketiga, meningkatkan peran Pemuda Katolik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan kebangsaan seperti mengawal implementasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika). Bentuknya yaitu dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan ormas lintas agama serta kementerian/lembaga dari pusat sampai daerah.

Keempat, membangun jaringan dan kerja sama dengan organisasi internasional terutama akses langsung dengan Vatikan. “Jaringan dan hubungan internasional harus berorientasi pada perjuangam untuk kepentingan nasional Indonesia. Pada tataran global, Pemuda Katolik juga harus aktif menyuarakan terwujudnya keadilan, kesejahteraan, penegakan hak-hak asasi manusia,” katanya.

Adapun calon ketua umum lainnya yaitu Stefanus Asat Gusma, dan Novel Elminero. Namun, Fredi, sapaan akrabnya merasa yakin bahwa dengan pengalaman panjang menjadi aktivis sejak mahasiswa dan pengalaman dan jaringan sebagai jurnalis (wartawan), visi misi dan niat tersebut dapat diwujudkan terutama atas kerja sama semua pihak.

Sebelumnya diberitakan bahwa redaktur salah satu media online ini mengatakan bahwa banyak prestasi yang telah ditorehkan Pemuda Katolik di bawah kepemimpinan Karolin Margret Natasa dan jajaran meskipun menghadapi tantangan pandemi Covid-19. Ini semua menjadi modal bagi Pemuda Katolik ke depan untuk terus bergerak mengabdi dan memberi pelayanan terbaik kepada Gereja dan Bangsa.

“Saya juga menyadari bahwa prestasi yang sudah diraih itu menjadi tantangan bagi pengurus Pemuda Katolik tiga tahun ke depan untuk mempertahankan bahkan lebih meningkatkan lagi,” ujar anggota Paguyupan Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) ini.

Mantan Ketua Umum Serikat Pekerja Jurnal Nasional (SP Jurnas) ini mengatakan bahwa tantangan ke depan tidak ringan namun makin kompleks. Misalnya, bagaimana kader Pemuda Katolik menjawab tantangan yang dihadapi baik pada skala lokal/daerah, nasional, regional dan internasional.

Tantangan lain yaitu bagaimana kader Pemuda Katolik bisa hadir dan berperan dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial budaya, pendidikan, ekonomi, hukum, Iptek, termasuk politik khususnya pada Pemilu/Pilpres 2024.

Sejumlah pertanyaan dan tantangan inilah, menurutnya, harus menjadi konsen bersama dan mendapat prioritas utama pembahasan selama pelaksanaan Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik mendatang.

Karena itu, katanya, diperlukan kepemimpinan yang menggerakkan seluruh sumber daya organsiasi. “Saya mengilustrasikan, pemimpin sebagai dirigen. Pemimpin orkes simfoni, korps musik, atau paduan suara. Dirigen yang tidak saja merangkul tetapi juga mengenali semua anggota yang terlibat sehingga dapat menghadirkan alunan musik/lagu nan merdu yang dapat memberi keteduhan, kebahagiaan, dan kedamaian bagi anggota dan masyarakat sekitarnya,” ujarnya.

Friederich optimistis bahwa dengan semangat kebersamaan tersebut, dirinya dapat memotret persoalan pokok yang dihadapi Pemuda Katolik saat ini dan ke depan.

Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP PMKRI (2004-2006) ini menyatakan siap membuka diri berdiskusi dan bekerja sama untuk bergerak dan bangkit memajukan Pemuda Katolik.

“Saya ingin menjadi bagian dari sejarah perjalanan Pemuda Katolik untuk berkontribusi melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Pemuda Katolik dari Ibu Ketum dr. Karolin Margret Natasa,” pungkasnya.

Seperti dikutip dari siaran pers Pemuda Katolik, adapun peserta kongres terdiri dari para Pengurus Pusat (PP), utusan 31 Komda dan lebih dari 200 Komcab, serta sejumlah peninjau.

“Kongres direncanakan akan dibuka oleh Presiden RI Ir. H. Joko Widodo, serta dihadiri oleh Ketua MPR RI, para Menteri, Gubernur Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, para alumni, pastor moderator, dewan penasehat dan dewan pakar PP Pemuda Katolik. Misa pembukaan Kongres akan dipimpin oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko dan selebran para Pastor Moderator,” ujar Ketua Panitia Pelaksana (OC), Christoforus Agung Swastika di Jakarta, Selasa (2/11). ***