Dewi Praswida Terkesima Saat Bertemu Paus Fransiskus

oleh -
Mahasiswa asal Semarang Dewi Praswida saat bertemu Paus Fransiskus di Vatikan.(Foto: VOA Indonesia)

Vatikan, JENDELANASIONAL.ID –Mahasiswi asal Semarang Dewi Praswida, mengungkapkan isi hatinya setelah bertemu dan bisa berjabat tangan dengan pimpinan tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus. Setelah pertemuan dengan Paus, Dewi mengatakan bahwa perbedan iman bukan lagi menjadi sekat penghalang untuk saling bersaudara.

Sebagaimana dilansir VOA Indonesia, Dewi pernah bertemu dengan Paus Fransiskus dalam kegiatan orang muda sedunia di Vatikan satu tahun lalu. Tetapi, ia menegaskan, pertemuan kali ini sangat mengesankan karena bisa berjabat tangan dengan Paus.

“Saya presentasi terakhir di Dewan Kepausan Untuk Dialog Lintas Agama hari Selasa (25/6), ini bagian tugas akhir masa studi saya. Hingga setelah makan siang, tiket untuk bertemu Paus belum juga dikirim ke kantor Dewan Kepausan. Karena selepas makan siang dan kantor tutup jam 5 maka harapan bertemu Paus sangat sedikit. Jadi setelah makan siang, saya putuskan pulang naik bis, eh ternyata di tengah perjalanan Romo Markus WA saya bahwa tiketnya datang. Saya bersyukur sekali,” kata Dewi di Jakarta, Senin,(01/07).

Dewi merupakan aktivis Gusdurial yang sangat konsen dalam isu-isu soal kemanusian dan kehidupan umat beragama. Dewi baru menyelesaikan studi yang merupakan program beasiswa dari Nostra Aetate Foundation.

Dijelaskan Dewi, sebelum bertemu dengan Paus Fransikus, ia berlatih dan menghafal bahasa Italia. Adapun kata yang dihafal Dewi yakni khusus kata-kata yang akan diucapkan kepada Paus Fransikus.

“Sebenarnya hafalan dalam bahasa Italia yang sudah saya siapkan itu isinya adalah mengucapkan terima kasih karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah Vatikan, dan saya ingin mengatakan agar Paus tetap semangat membangun dialog lintas agama. Tetapi entah mengapa begitu bertemu, saya terkesima dan semua itu tidak keluar. hehehehe.. Yang keluar justru bahasa Inggris : “Saya Dewi, Muslim dari Indonesia, tolong doakan saya dan perdamaian di Indonesia”.

Dan Paus menjawab pelan-pelan dalam bahasa Inggris “ya tentu saya doakan,” jelas Dewi.

Setelah berjabat tangan dengan Paus, Foto Dewi benar-benar mendunia. Foto tersebut dinilai sebagai salah satu bentuk dialog lintas agama yang ia tekuni selama bergabung bersama dengan jaringan Gusdurian.

“Saya mengikuti jaringan Gusdurian dan persaudaraan lintas agama karena saya melihat Indonesia yang tadinya beragam, akhir-akhir ini sedikit berubah. Ada pihak yang selalu merasa dirinya paling benar. Nah saya jadi tertarik ingin membangun jembatan. Mungkin niat saya terlalu ketinggian yaa, tapi saya ingin sekali mengurangi kecurigaan-kecurigaan yang akhirnya membuat orang mudah menghakimi dan berujung pada kebencian,” ungkap Dewi.

Untuk diketahui, Dewi merupakan mahasiwa strata dua Unika Soegijapranata Semarang. Dewi mendapatkan beasiswa dari Nostra Aetate Foundation dan mempelajari secara khusus terkait dengan studi lintas agama.

“Beasiswa itu fokus untuk dialog lintas agama, tetapi kita diberi keleluasaan untuk mengambil mata kuliah tersendiri. Saya memilih mata kuliah seperti Sejarah Agama-agama Besar Dunia, Theology in Contrast – yang mempelajari perbedaan pandangan melihat satu peristiwa dari agama berbeda, misalnya soal turunnya wahyu yang dikaji dari sudut pandang Islam dan Kristen. Ini menarik bagi saya dan banyak hal baru yang saya pelajari. Karena difasilitasi oleh pemberi beasiswa dan di sana itu pusat Katholik dunia, maka saya juga tertarik ambil mata kuliah yang berkaitan dengan keKhatolikan. Saya ingin sekali mengetahui persis pandangan mereka sehingga dapat menepis kecurigaan yang sering ada dari masing-masing kalangan,” pungkasnya. (Ryman)