Dokumen Abu Dhabi, Menerjemahkan Gagasan Global Menjadi Gerakan Bersama

oleh -
Seminar Nasional Dokumen Abu Dhabis bertajuk "Menghidupkan Dokumen Abu Dhabi dalam Persahabatan Sejati untuk Dialog karya dan berkerja sama dalam Gerakan Mengatasi Masalah Kemanusiaan”, yang diselenggarakan di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Rabu (25/1). (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Kardinal Ignatius Suharyo menghadiri Seminar Nasional yang bertajuk “Menghidupkan Dokumen Abu Dhabi dalam Persahabatan Sejati untuk Dialog Karya dan Berkerja Sama dalam Gerakan Mengatasi Masalah Kemanusiaan”, yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, pada Rabu (25/1).

Kardinal Ignatius dalam acara tersebut membacakan catatan cendekiawan muslim Quraish Shihab yang menjadi saksi pertemuan penandatanganan Deklarasi Abu Dhabi pada Februari 2019 lalu yang disiarkan di Youtube.

Ignatius mengatakan, dalam catatannya, Quraish Shihab menuliskan penuturan Ahmed Al-Tayyeb saat ia diundang ke rumah kediaman Paus.

“Imam Besar Al Azhar berkata begini, saya diundang oleh sahabat dan saudara saya Fransiskus ke rumah beliau yang dipenuhi keramahtamahan untuk bersantap bersama,” kata Ignatius membacakan catatan Quraish Shihab.

Deklarasi Abu Dhabi merupakan momen bersejarah yang dihadiri tokoh berbagai agama, termasuk Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Dr Ahmed Al-Tayyeb di Uni Emirat Arab. Mereka menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan pada Februari 2019 lalu.

Dalam acara santapan bersama, seorang hadirin yang masih berusia muda menyampaikan harapan dan idenya tentang persaudaraan kemanusaiaan. Usulan tersebut kemudian disambut oleh Paus dan didukung kuat oleh Ahmed Al-Tayyeb.

Ahmed Al-Tayyeb, kata Ignatius, kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa kali dialog dan pengamatan terhadap situasi dan kondisi dunia saat ini.

Menurutnya, keadaan dunia ditandai penderitaan akibat pembunuhan, nestapa fakir, miskin, janda, anak-anak yatim, serta orang-orang teraniaya dan mereka yang hidup dalam perasaan takut, hingga terpaksa meninggalkan kampung halaman dan keluarganya.

“Setelah memperhatikan semua itu maka lahirlah pertanyaan, apakah yang dapat dipersembahkan oleh agama-agama untuk menjadi pelampung demi keselamatan mereka?” kata Ignatius mengutip Ahmed Al-Tayyeb seperti dikutip Kompas.com.

Ahmed Al-Tayyeb merasa cemas dengan persoalan yang melanda umat manusia di bumi ini.

Menurutnya, Paus Fransiskus juga merasakan kegundahan yang sama. Ia disebut merasakan penderitaan akibat kesulitan yang dialami umat manusia, siapapun mereka. “Kami berdua merasakan tugas besar yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan,” kata Ahmed Al-Tayyeb sebagaimana dikutip Ignatius.

Lebih lanjut, kata Ignatius, keresahan Ahmed Al-Tayyeb ditanggapi oleh Paus Fransiskus.

Paus mengatakan, persaudaraan kemanusiaan tercermin dengan jelas dalam lambang pertemuan Abu Dhabi yang berbentuk burung merpati yang terbang dengan dua sayap, sementara di paruhnya terdapat ranting pohon zaitun.

Menurut Paus Fransiskus, kedua sayap itu mutlak diperlukan. Satu sayap melambangkan keadilan sementara lainnya melambangkan pendidikan. Setelah itu, Fransiskus memberikan pesan yang selalu disampaikan pada 1 Januari.

“Yang satu bicara mengenai pendidikan sebagai syarat perdamaian dan yang kedua adalah keadilan sebagai syarat perdamaian,” ujar Fransiskus sebagaimana dikutip Ignatius.

Lebih lanjut, Ignatius mengatakan, pertemuan bersejarah itu tidak hanya dihadiri oleh tokoh agama Katolik dan Islam, namun juga oleh sejumlah tokoh agama lainnya.

Ignatius mengatakan bahwa dokumen tersebut memang membicarakan persoalan global. Namun, masyarakat yang diundang dalam forum seminar nasional di Atma Jaya diminta untuk menerjemahkan gagasan global tersebut menjadi gerakan bersama.

“Imam Besar Al Azhar mengajukan pertanyaan, apakah yang dapat dipersembahkan oleh agama-agama untuk menjadi pelampung keselamatan mereka?” ujar Ignatius.

“Kita juga diharapkan mengajukan pertanyaan, apa yang harus kita lakukan agar lingkungan hidup kita semakin bersaudara?” ujar Kardinal.

Sebagai informasi, dalam forum Deklarasi Abu Dhabi di Uni Emirat Arab itu, Paus Fransiskus menyatakan bahwa kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan Tuhan tidak bisa dibenarkan.

Imam Besar Al Azhar Ahmed Al-Tayyeb juga mengingatkan umat Islam agar melindungi komunitas Kristen di Timur Tengah dan umat Islam di negara Barat agar bisa hidup berdampingan. ***