Faisal Basri: Pengelolaan Bandara Oleh Asing Tidak Hilangkan Kedaulatan Negara

oleh -
Ekonom Faisal Basri tampil di acara “Panggung Kabaret Tek Jing... Tek Jing...” di Energy Building, SCBD, Jakarta, Kamis (11/4). Acara ini digagas oleh perkumpulan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Depok. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID– Ekonom Universitas Indonesia tampil di acara “Panggung Kabaret Tek Jing… Tek Jing…” di Energy Building,  SCBD,  Jakarta, Kamis (11/4). Acara ini digagas oleh perkumpulan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Depok.

Salah satu ekonom yang hadir yaitu Faisal Basri. Dalam pemaparannya, Faisal mendukung sejumlah kebijakan Presiden Joko Widodo. Misalnya terkait dengan pengelolaan sejumlah bandara dan pelabuhan oleh pihak swasta asing.

“Pengelolaan (oleh asing, red.) itu tidak menghilangkan kedaulatan sebuah Negara karena air traffic control dan pemeriksaan pesawat tidak diserahkan kepada pihak asing tetapi tetap dilakukan oleh negara. Jadi kedaulatan negara kita itu tidak hilang,” ujarnya.

Faisal mencotohkan pengelolaan bandara di Indiana Polis dilakukan oleh Britis Authority. Dan itu diperbolehkan.

“Fungsi bisnisnya bisa diserahkan kepada swasta untuk mengelolanya,” ujar Faisal.

Jika tidak demikian, maka kita akan sulit membangun bandara di seluruh tanah air.  Lagi pula,  menurut Faisal,  dana kita banyak tersedot untuk membantu rakyat miskin. “Anggaran kita memang banyak tersedot untuk membantu orang miskin,” ujarnya.

Pengamat ekonomi lainnya Anton Gunawan menanggapi kampanye penggunaan tiga kartu oleh Joko Widodo, yaitu Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Pra Kerja. Menurutnya, penggunaan kartu itu bukan menunjukan bahwa Jokowi telah gagal dalam ketiga masalah itu, seperti yang sering diungkapkan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Penggunaan kartu itu justru membantu masyarakat kita yang sangat membutuhkannya, dan bukan menunjukkan bahwa Jokowi telah gagal,” katanya.

Karena itu, Anton Gunawan meminta semua pihak agar menggukan akal sehat dan bukan menggunakan data untuk mengelabui dan menipu banyak orang. “Mari kita bangun Indonesia agar lebih maju dan bukannya menjadi hacur pada tahun 2030,” ujarnya.

Sementara itu, pakar demografi UI, Mayling Oey Gardiner mengatakan tidak benar tuduhan kubu 02 bahwa pasar tenaga kerja di dalam negeri tidak ada. Mayling mengatakan, sejatinya pasar tenaga kerja itu ada. Namun yang terjadi yaitu karena pertumbuhan angkatan kerja itu lebih besar dari kesempatan kerja.

“Sebenarnya pertumbuhan kesempatan kerja itu lebih cepat daripada para pencari lapangan kerja. Tapi memang tetap saja pertumbuhan jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan penciptaan lapangan kerja itu menurun. Juga terjadi penurunan jumlah angka kemiskinan di Indonesia,” ujarnya.

Ketua Penyelenggara acara Anthony Rizal mengatakan pihaknya sebenarnya sudah lama menggagas acara seperti itu. “Namun baru kali ini sempat terselenggara. Jujur saja, kami sangat gerah terhadap berbagai berita hoaks yang membodohkan yang beredar di tengah masyarakat,” ujarnya.

Karena itu, Anthony berharap, acara seperti itu bisa mengurangi berita hoaks yang beredar di masyarakat. “Dengan tampilnya para akademisi ini kita berharap berita hoaks itu akan berkurang,” ujarnya.

Dia mengatakan pihak panitia penyelenggara sengaja memberi nama acara itu Panggung Kabaret Tek Jing…Tek Jing…karena semua orang mau mengambil peran dalam pesta demokrasi ini. Namun tanpa disadarinya bahwa panggung itu hanya bersifat sementara. “Sebenarnya panggung itu hanya bersifat omong kosong. Jadi kami namakan Panggung Kabaret Tek Jing…Tek Jing…,” ujarnya. (Ryman)