FORKOMA PMKRI Minta Donald Trump Cabut Pernyataan Soal Yerusalem

oleh -
Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

JAKARTA-Badan Pekerja Nasional (BPN) Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (FORKOMA PMKRI) mengutuk keras klaim sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sikap pemimpin Negara adidaya itu merusak jalan pajang perdamaian yang selama ini dirintis di Yerusalem.

“Kami mengutuk keras pernyataan pengakuan sepihak Donal Trump atas Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan mendesak untuk mencabut pernyataan tersebut,” pinta Ketua Umum BPN FORKOMA PMKRI, Hermawi Taslim dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/12).

Seperti diketahui, memanasnya isu politik Israel-Palestina kian mendapat perhatian dunia internasional seiring dengan pernyataan kontroversial Donald Trump yang mengakui keberadaan Yerusalem sebagai Ibukota Israel pada 7 desember lalu.

Dalam pernyataannya, Donald Trump menyebutkan bahwa Israel adalah Negara berdaulat dengan hak yang sama seperti Negara bedaulat lainnya, untuk menentukan ibukota sendiri.

Sementara itu dalam kunjungannya ke Israel beberapa waktu lalu, Pimpnain Tahta Suci Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan kalau Yerusalem adalah Kota Suci (The Holy City). Bahkan atas manuver politik AS belakangan ini, Sri Paus juga mengingatkan untuk menghormati Status Quo dari kota yang memiliki 3 (tiga) warisan sejarah besar yakni Yahudi, Islam dan Kristen tesebut.

FORKOMA PMKRI kata Taslim mendukung dunia internasional melalui Dewan Keamanan PBB untuk segera menyelenggarakan sidang darurat untuk menghentikan tindakan sepihak AS tersebut.

Karenanya, dia menyerukan kepada dunia internasional untuk mengakui keberadaban Yerusalem sebagai Kota Suci bagi Yahudi, Islam dan Kristen.

“Kami menyerukan segenap komponen bangsa untuk tidak terprovokasi dan tetap mempercayakan perjuangan diplomatik yang sedang dan akan dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi,” pungkasnya.