Gempa Cianjur, Mereka yang dengan Ikhlas Membantu dari Balik Layar

oleh -
Brigitta Dwi Suryaningrum. (Foto: Meida Center St Petrus Cianjur)

Cianjur, JENDELANASIONAL.ID – Gempa bumi atau bencana selalu saja membawa dua hal sekaligus. Pertama, mereka yang menjadi korban. Kedua, mereka yang rela dan bersedia membantu sesamanya yang menderita.

Demikian pun ketika terjadi gempa di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Selain menimbulkan banyak korban, namun juga tidak sedikit mereka yang rela membantu sesama yang menderita.

Satu di antara mereka yang sigap membantu sesama yang membutuhkan pertolongan adalah Agnes Mega E Sinurat, atau yang akrab disapa Agnes. Sebagai Ketua Orang Muda Katolik Paroki St. Petrus Cianjur Keuskupan Bogor, dirinya tidak tinggal diam ketika daerahnya itu mengalami bencana.

“Sedih rasanya melihat dan mengetahui teman, sahabat, dan kerabat serta warga masyarakat banyak yang menderita karena gempa ini,” kata Agnes.

Dia baru saja lulus dari Fakultas Hukum Universitas Surya Kencana Cianjur. Sehari-hari Agnes aktif sebagai Orang Muda Katolik di Paroki St. Petrus Cianjur. Gempa yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 itu merupakan pengalaman pertamanya dalam menghadapi bencana.

Setelah kejadian gempa, Agnes dan beberapa OMK ikut terlibat bersama Pastor dan pengurus Dewan Pastoral untuk merespon bencana yang meluluhlantakkan kehidupan masyarakat.

“Ini merupakan pengalaman pertama saya,” kata Agnes.

Meskipun demikian, dengan tenaga dan pikiran yang dimilikinya, Agnes banyak ikut ambil bagian. “Dengan terlibat saya mendapatkan banyak hal, bertemu dengan banyak orang baru yang berkehendak baik untuk membantu warga Cianjur yang terdampak bencana,” ujarnya.

Awalnya Agnes merasa khawatir tidak dapat menjalankan kepercayaan dari Pastor dan tim yang menempatkannya sebagai kepala logistik di Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur. Namun Pastor Paroki memberikan arahan kepadanya untuk mengurus bagian logistik, mencatat dan mengatur keluar masuk barang bantuan bersama beberapa anggota OMK lainnya.

“Saya mesti harus banyak belajar untuk sabar dalam menjalankan tugasku sebagai kepala gudang atau logistik, karena bertemu orang dengan karakter dan keinginan yang berbeda-beda,” ujar Agnes.

Agnes Mega E Sinurat, atau yang akrab disapa Agnes. (Foto: Media Center St Petrus Cianjur)

 

Namun keinginanannya untuk terus belajar, berjumpa dengan para relawan yang datang dan membantu di Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur, serta melihat semangat para relawan dalam  memperjuangkan kemanusiaan dan mengangkat martabat sesama manusia, membuat Agnes bersemangat untuk terus melayani.

“Ada rasa bahagia yang tak ternilai harganya ketika melihat orang lain yang kita bantu merasa bahagia,” ungkap Agnes.

“Meski capek, tapi dapat rasa yang tak ternilai harganya ketika melihat orang lain bahagia,” pungkasnya.

Selain Agnes, ada juga Brigitta Dwi Suryaningrum. OMK St. Petrus Cianjur ini terlibat di bagian Logistik Pos Pelayanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus Cianjur.

Meski saat ini Gita, sapaan akrabnya, masih kuliah di Fakultas Psikologi semester 7 Universitas Kristen Maranatha Bandung, namun ia tetap ikut terjun dan terlibat dalam kegiatan untuk membantu warga terdampak gempa Cianjur.

Meskipun Gita dan keluarganya terdampak gempa, namun hal itu tidak membuat Gita dan keluarganya larut dalam kesedihan.

“Tak menyangka kalau Cianjur akan terjadi gempa, karena selama ini kita tinggal aman dan damai saja,” ungkap Gita.

“Rasa kaget, sedih bercampur jadi satu,” lanjutnya.

Meskipun tidak terjun langsung ke lapangan membantu warga yang terdampak bencana, Gita tetap merasa bahagia.

“Barang-barang dari gudang logistik ketika sampai ke tangan para penerima manfaat dan ketika hal itu dapat membantu mereka untuk bisa bertahan hidup di tenda pengungsian, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya,” ucap Gita.

Bertemu orang baru, mendapat pengalaman baru menjadi suntikan semangat baginya untuk semakin total dalam melayani warga terdampak gempa Cianjur. Meskipun sambil mengikuti kuliah secara daring dan mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, Gita tetap hadir dan aktif bersama teman-teman OMK St. Petrus lainnya di bagian logistik.

Meskipun capek, tapi ketika itu dilakukan bersama-sama dengan teman dan orang lain yang satu hati, maka tidak terasa capeknya.

“Jangan pernah lelah bekerja di ladang Tuhan,” pungkas Gita. (ysubay/mdk)