Gus Solah: Ketidakadilan Picu Perbedaan Jadi Perpecahan

oleh -
Serial Sarasehan “Indonesia Rumah Kita” dalam rangka Hari Pahlawan, yang digelar Seknas Jokowi, di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017). (Foto: ist)

JAKARTA-Perbedaan atau keberagaman merupakan kekuatan sekaligus modal sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal itu telah terbukti dalam sejarah perjuangan bangsa.

Bangsa Indonesia yang majemuk -ketika bersatu – menjadi sebuah kekuatan besar. Para pemuda seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain-lain, berhasil mengusir penjajah dari bumi Nusantara karena bersatu padu.

Namun, perbedaan bisa menjadi malapetaka bahkan perpecahan. Hal itu terjadi jika ada ketimpangan atau ketidakadilan sosial di tengah masyarakat.

“Perbedaan justru menjadi modal sosial untuk mencapai kemerdekaan. Tapi itu beda dengan sekarang. Perbedaan jadi potensi perpecahan. Perbedaan jadi masalah kalau didukung oleh ketidakadilan,” ujar Salahuddin Wahid, dalam Serial Sarasehan “Indonesia Rumah Kita” dalam rangka Hari Pahlawan, yang digelar Seknas Jokowi, di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017).

Gus Solah mengatakan prihatin dengan kondisi kebangsaan saat ini. Perbedaan malah menjadi alasan untuk memecah belah dan menyebarkan bibit intoleransi.

Di tengah situasi seperti itu, katanya, dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kepahlawanan. “Jika sebelumnya kita membutuhkan pahlawan, maka saat ini membutuhkan tindak kepahlawanan, yaitu mereka yang berjuang dan melaksanakan yang diyakininya benar. Mereka yang berani, rela berkurban, tangguh dan tidak mudah menyerah. Orang seperti itu yang kita butuhkan saat ini,” ujar Gus Solah.

Sementara itu, putri proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri meminta generasi muda agar tidak melupakan jasa para pahlawan bangsa. Karena itu, dia meminta semua pihak untuk kembali pada komitmen kebangsaan yang telah diikrarkan para Bapak Bangsa.

“Jangan jadi generasi kualat yang tidak menghargai jasa pahlawan. Jadilah generasi yang bermartabat,” katanya.

Sukmawati secara khusus menyoroti upaya segelintir orang dan kelompok yang hendak mengubah Dasar Negara Pancasila dengan ideologi lain. Padahal, ideologi bangsa adalah alat pemersatu yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain.

Untuk itu, Sukmawati meminta generasi saat ini agar mengisi kemerdekaan dengan prestasi. “Mari kita mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan jangan mengobrak-abrik kemerdekaan yang telah dicapai,” ujarnya. (very)