Hari HAM: Kultur Penghormatan Martabat Manusia Harus Menjadi Habitus Bangsa

oleh -
Hari HAM Sedunia. (Foto:Ilustrasi)

Oleh: Benny Susetyo*)

JENDELANASIONAL.ID — Hari ini, tepat pada tanggal 10 Desember 2020 diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia (HAM). Penetapan peringatan Hari HAM ini bukan tanpa alasan karena tepat pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun 1948  Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengangkat deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Internasional Humanist and Ethical Union (IHEU) menyatakan bahwa peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan manusia akan hak, kewajiban, dan perlakuan yang sama.

Adapun isi dari Deklarsi Universal Hak-Hak Asasi Manusia sebagaimana dijelaskan dalam dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) yaitu suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat, dengan senantiasa mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hakhak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan yang progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannnya yang universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari wilayah-wilayah yang ada di bawah kekuasaan hukum mereka.

Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya secara virtual dalam Peringatan Hari Hak Asasi Manusia yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 10 Desember 2020  mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama demi kemajuan bangsa. Penyelesaian masalah HAM masa lalu terus dilanjutkan yang hasilnya bisa diterima semua pihak serta bisa diterima dunia internasional. Hak sipil, politik, ekonomi, sosial, serta budaya harus dilindungi secara berimbang dan tidak ada satupun yang terabaikan. Pemerintah memiliki komitmen besar terhadap penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia (HAM) yang merupakan pilar penting bagi Indonesia yang beradab, tangguh, dan maju. Pemerintah juga selalu berupaya untuk menuntaskan masalah HAM masa lalu secara bijak dan bermartabat.

Tujuan deklarasi HAM bisa diambil benang merah dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi Bangsa. Kenapa demikian? Peringatan hari HAM menjadi momentum penting dalam  mengarus utama nilai nilai Pancasila karena Nilai Ketuhan yang maha esa mengajarkan welas asih dan menghargai martabat kemanusiaan.

Sejatinya, penghargaan HAM dan aktualisasi nilai-nilai martabat manusia yang sebenarnya melekat dalam diri setiap pemeluk agama dan kepercayaan. Artinya, setiap orang yang menyakini Tuhan pasti akan mencintai sesamanya dan memperlakukan semua orang sebagai saudara. Itu merupakan ajaran seluruh agama yang ada di dunia ini, mengajarkan belas kasih kepada siapapun dan mencintai perdamaian.

Agama juga seharusnya menjadi fungsi dalam menciptakan keadaban kemanusiaan. Selain itu, agama juga selalu berinterkasi dengan kebudayaan ini juga yang membuat penganut yang taat kepada Tuhan-nya mempunyai rasa dan jiwa yang lembut serta toleran menerima perbedaan yang ada. Agama menjadi inspirasi batin bagi seluruh individu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kedepan diupayakan kultur penghormatan martabat manusia harus menjadi habitus bangsa dalam arah kebijakan dan mengolah sistim pemerintahan. Segala aspek kebijakan pemerintahan yang dibuat oleh pemangku kepentingan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai hidup yang ada di dalam masyarakat. Dengan kata lain pemerintah dalam membuat kebijakan harus senantiasa mementingkan dan memberikan ruang untuk keterlibatan masyarakat agar tidak ada hak-hak dan nilai yang ketersampingkan.

Kembali dikaitkan dengan Pancasila, nilai-nilai HAM merupakan bagian melekat dalam sila pertama sampai sila kelima. Tantangan bagaimana menjadi habitus penyelenggara negara, pasar, warga harus diperhatikan dengan serius oleh segala elemen masyarakat. Tantangan ini harus menjadi kesadaran bersama untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam tindakan. Jika dalam setiap tindakan seluruh masyarakat dalam kehidupannya berasas dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila sudah dipastikan kultur penghormatan manusia akan menjadi habitus. Dengan kata lain, kedamaian, kemakmuran, berdampingan dalam kemajemukan, dan kebhinnekaan sebagai kekuatan bangsa akan segera menjadi kenyataan.

*) Penulis adalah Anggota Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP