Hari Raya Orang Kudus, Paus: Tidak Ada Kekudusan Tanpa Sukacita dan Nubuat

oleh -
Paus Fransiskus di Vatikan. (Foto: Vaticannews)

Vatican, JENDELANASIONAL.ID — Paus Fransiskus memimpin pembacaan doa Angelus di Lapangan Santo Petrus pada Hari Raya Semua Orang Kudus hari ini. Paus merenungkan bahwa Sabda Bahagia menunjukkan kepada kita jalan menuju Kerajaan Allah dan kebahagiaan. Menjadi orang suci, kata Paus, berarti berjalan di jalan ini (Kerajaan Allah dan kebahagiaan), terutama melalui sukacita dan nubuat yang dimanifestasikan dalam hidup kita.

Berbicara kepada banyak peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk Angelus Hari Senin pada Hari Raya Semua Orang Kudus, Paus Fransiskus memusatkan pikirannya pada liturgi hari ini yang menyoroti Sabda Bahagia. Jalan yang diikuti oleh para Orang Suci yang menuju Kerajaan Allah dan kebahagiaan, kata Paus berarti berjalan di jalan kerendahan hati, kasih sayang, kelembutan, keadilan dan kedamaian. Dia berbicara tentang dua aspek dari cara hidup ini: sukacita dan nubuat.

 

Tidak Ada Kekudusan Tanpa Sukacita

Yesus memulai Sabda Bahagia dengan kata “Diberkati”, yang berarti kebahagiaan besar, “penemuan yang menggembirakan sebagai putra dan putri terkasih Tuhan”.

Paus menggarisbawahi dengan mengatakan bahwa ini adalah hadiah yang kita terima saat Tuhan datang untuk “tinggal dalam hidup kita. Dan karena itu “kita diberkati”.

Sukacita seorang Kristen bukanlah momen kebahagiaan atau optimisme yang berlalu begitu saja, tetapi kebahagiaan yang didasarkan pada kepastian menghadapi semua situasi kehidupan di bawah “tatapan kasih Tuhan”, yang menarik keberanian dan kekuatan darinya.

Para Orang Suci adalah saksi yang luar biasa untuk fakta ini, setelah menjalani begitu banyak kesengsaraan, namun selalu memberikan kesaksian tentang sukacita karena dikasihi dan didukung oleh Allah.

Tanpa sukacita, kata Paus, iman dapat berisiko menjadi latihan yang “ketat dan menindas”. Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita memancarkan kegembiraan dalam hidup kita sendiri, atau apakah kita memiliki “wajah pemakaman”. Kata Paus, “tidak ada kekudusan tanpa sukacita.”

 

Saksi Kenabian dalam Hidup Kita

Dimensi kedua yang Paus tunjukkan adalah “nubuat”. Tidak ada Sabda Bahagia yang ditujukan kepada orang miskin, orang teraniaya, dan mereka yang menginginkan keadilan. Ini adalah pesan yang bertentangan dengan resep kebahagiaan duniawi yang berfokus pada pencarian kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran.

Yesus malah mengatakan bahwa “kepenuhan hidup yang sejati dicapai dengan mengikuti Dia, dengan mempraktikkan Firman-Nya”, kata Paus.

Dan ini membutuhkan pandangan bahwa kita bukan apa-apa tanpa Tuhan dan harus memberi ruang bagi-Nya dalam hidup kita untuk benar-benar menemukan sukacita.

 

Nubuat tentang Kemanusiaan Baru

Sebagai kesimpulan, Paus mengatakan bahwa Sabda Bahagia mencerminkan “nubuat tentang kemanusiaan baru” dan cara baru menjalani hidup kita dengan menjadikan diri kita kecil dan menaruh semua kepercayaan kita kepada Tuhan.

Semua ini memerlukan apa yang disebut Sabda Bahagia: kelembutan atas kekuatan, belas kasihan atas keegoisan, bekerja untuk keadilan dan perdamaian atas promosi atau keterlibatan dengan ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

Dengan pertolongan Tuhan, kata Paus, kekudusan berarti menerima dan melaksanakan “nubuatan yang merevolusi dunia ini”.

Kita harus bertanya pada diri sendiri seberapa banyak kita bersaksi tentang nubuat Yesus. Atau apakah kita hanya menyesuaikan diri dengan kenyamanan hidup dan cara duniawi.

Paus berdoa agar Perawan Maria yang Terberkati, yang jiwanya yang diberkati dengan sukacita memuliakan Tuhan, dapat membantu kita mengikuti jalan Sabda Bahagia, jalan para Orang Suci. (Vaticannews)