Idul Fitri Momentum Menumbuhkan Rasa Solidaritas dan Persaudaraan di Tengah Pandemi Covid-19

oleh -
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Ramadhan mempunyai posisi sangat penting bagi kaum Muslim, dan puncaknya perayaan Hari Kemenangan Idul Fitri. Bagi kaum Kristen dan Katolik, Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk semakin memperkuat hubungan dengan saudara/i kaum Muslim.

Membantu menyediakan takjil, saling menyapa, dan bertemu dalam moment buka puasa bersama, merupakan bentuk dari memperkuat hubungan antara saudara/i Muslim dengan kaum Kristen dan Katolik.

“Ramadhan dan Idul Fitri memiliki nilai khusus untuk menumbuhkan persaudaraan antara umat Muslim, Kristen dan Katolik. Salah satunya adalah yang dicontohkan oleh Dewan Kepausan bagi Dialog Antar Umat Beragama, yang menyampaikan doa terbaik dan ucapan selamat bagi semua saudara/i Muslim,” ujar Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo, melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (23/5).

Dia mengatakan, bertukar pandangan melalui dialog lintas iman sehingga terbangun solidaritas dan rasa persaudaraan di anatar uman Muslim, Kristen, Katolik dan juga agama-agama lainnya. “Tradisi yang juga tidak boleh kita tinggalkan dan lupakan yang telah dilakukan di tahun-tahun lalu dan akan berlanjut di waktu mendatang adalah menjaga rumah ibadah,” ujarnya.

Seperti kita ketahui, tempat-tempat ibadah menempati bagian penting dalam Kristianitas dan Islam, dan juga bagi agama-agama lain. Bagi umat Katolik dan umat Muslim, gereja dan masjid adalah ruang yang disediakan untuk berdoa, baik secara pribadi maupun komunitarian.

Tempat-tempat ibadah tersebut dibangun dan diperlengkapi sebagai sebuah sarana untuk mendukung keheningan, refleksi dan meditasi. Tempat itu adalah ruang dimana seseorang dapat pergi jauh ke dalam dirinya sendiri, sehingga dapat merasakan pengalaman bersama Tuhan dalam keheningan.

Tidak berhenti sampai di tradisi itu, tolong-menolong yang dilandasi oleh rasa solidaritas dan persaudaraan sesama umat manusia, perlu juga terus dijaga dan ditumbuhkan. Terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 (virus corona), yang belum diketahui kapan akan berakhir.

“Jikalaupun pandemi Covid-19 ini tidak akan meninggalkan dunia ini, kita harus mampu hidup berdamai dengan Covid-19. Dalam hal itu, solidaritas dan rasa persaudaraan sesama umat beragama harus terus dijaga dan ditumbuhkan, sehingga tercipta kebersamaan yang muaranya adalah rasa saling memiliki dan menjaga satu sama lain,” ujar Romo Benny.

Jika rasa itu muncul sebagai kesadaran pribadi, seorang umat beragama akan berupaya menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, baik saat beribadah maupun saat berinteraksi dengan orang lain. Rasa saling melindungi ini yang bisa membuat seorang individu tidak akan melakukan hal-hal yang dianggap atau berpotensi menyakiti sesamanya.

“Dengan demikian, mulai dari umat beragama di Indonesia bisa digalangkan hidup berdamai dengan Covid-19, dengan menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Hal itu salah satu upaya untuk melindungi kita dari bahaya Covid-19,” pungkasnya. (Ryman)