Ingkari Protokol Kesehatan, Para Pembuat Kerumunan Merasa Diri Istimewa

oleh -
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo. (Foto: ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Munculnya klaster baru Covid-19 pasca kerumunan di kediaman Habib Rizieq di Petamburan Jakarta, mendapat perhatian serius Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Sustyo.

Ia mengimbau pemerintah, swasta dan masyarakat untuk bergotong royong dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19 sehingga kasus tersebut dapat ditekan. Salah satunya yakni dengan menghindari kerumunan.

Menurutnya, kerumunan merupakan pelanggaran besar karena telah mengingkari kesepakatan bersama tentang protokol kesehatan.

Dirinya menekankan tidak ada yang harus diistimewakan dalam aturan yang mengakibatkan pihak tertentu tersebut melakukan hal-hal yang melanggar protokol kesehatan.

“Sebenarnya mereka ini kan mengingkari kesempatan bersama untuk mentaati protokol kesehatan mereka ini merasa istimewa,” ucapnya saat diwawancara salah satu radio di Semarang.

Dirinya juga menyinggung Kepala Daerah yang harus tegas dan tidak diaskriminatif dalam menerapkan peraturan protokol kesehatan.

“Kepala Daerah juga harus berani mengambil sebuah sikap sebagai Negarawan sehingga fungsinya tidak hilang,” tegasnya.

Ia menilai saat ini penegakan hukum peraturan protokol kesehatan lebih tajam ke bawah daripada tajam ke atas.

“Ya sebenarnya hukum itu lebih tajam ke bawah kepada pedagang kaki lima, kepada masyarakat kecil, akan tetapi kepada orang-orang yang memiliki posisi tertentu itu cenderung tidak berani mereka melakukan teguran,” terangnya.

“Saat ini adalah yang dibutuhkan keteladanan dari penyelenggara negara maka disitu pentingnya penyelenggara negara itu membangun sinergi dengan pelaku bisnis dan masyarakat,” tutupnya. (Ryman)