Ini Alasan Penting Mengapa Paus Fransiskus Harus Mengunjungi Indonesia

oleh -
Paus dalam audiensi pada Rabu (14/4). (Foto: Vaticannews.com)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Paus Fransiskus seharusnya mengunjungi Indonesia, Timor-Leste dan Papua Nugini akhir tahun lalu. Namun perjalanan itu dibatalkan ketika dunia harus menghadapi pandemi Covid-19.

Keinginan Paus untuk melakukan perjalanan itu diungkapkan kepada ulama Muslim yang dihormati dari Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf. Tokoh dari organisasi Islam terbesar di Indonesia itu sebelumnya bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada awal 2019 untuk membahas cara-cara mengatasi konflik antaragama.

Hal itu kemudian mendorong Presiden Indonesia Joko Widodo mengirim undangan resmi kepada Paus Fransiskus pada Januari 2020. Namun, harapan itu sirna akibat pandemi. Namun antusiasme masyarakat untuk menyambut Paus berusia 84 tahun itu ke Indonesia tetap tinggi.

Seperti dilansir dari Ucanws.com, jaminan dari perwakilan Vatikan untuk Timor-Leste, Monsignor Marco Sprizzi, bulan lalu bahwa Paus akan mengunjungi negara berpenduduk mayoritas Katolik beberapa waktu tahun depan menghidupkan kembali harapan dia akan mengunjungi Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia dan sedang dalam perjalanan menjadi episentrum gerakan Islam global.

Tidak ada kerangka waktu yang pasti untuk kunjungan, tetapi Monsignor Sprizzi mengatakan kepada wartawan bahwa Paus Fransiskus berharap untuk mengunjungi negara kecil itu tahun depan dengan syarat bahwa situasi Covid-19 telah membaik dan semua orang telah disuntik.

Hampir sepertiga dari 1,3 juta orang Timor-Leste telah divaksinasi, sementara Indonesia, pada 1 Agustus telah menginokulasi 67 juta orang atau 24,5 persen dari populasinya. Pemerintah berharap untuk memvaksinasi 181 juta dari 270 juta penduduk untuk mendapatkan kekebalan kelompok.

Ada alasan penting mengapa Paus Fransiskus harus mengunjungi Indonesia.

Indonesia penting tidak hanya karena menjadi negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, dengan 87,2 persen penduduknya memeluk Islam, tetapi juga memiliki hubungan lama dengan Vatikan, yang didirikan setelah kemerdekaan pada tahun 1947, dan komunitas Kristen yang dinamis.

Dalam banyak kesempatan, Paus Fransiskus telah menekankan persaudaraan dengan umat Islam. Selama kunjungan apostolik ke Timur Tengah pada awal 2019, Paus dan imam besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb, menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia dan Hidup Bersama di Abu Dhabi di Uni Emirat Arab.

Dokumen tersebut merupakan tonggak sejarah dalam hubungan antara Kristen dan Islam. Dalam pertemuan tersebut mereka juga mengadopsi budaya dialog, kerja sama, dan saling pengertian. Di atas segalanya, dokumen tersebut menyatukan orang Kristen dan Muslim dalam misi menemukan kembali dan mempromosikan nilai-nilai perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, persaudaraan manusia dan koeksistensi yang disingkirkan oleh kekerasan dan terorisme. (*)