ISEF 2019, Potensi Pasar Fesyen Muslim Masih Terbuka Lebar

oleh -
Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 yang dibuka pada hari ini, Kamis (14/11/2019. (Foto: JN)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Fesyen etis dan berkelanjutan dukung Indonesia jadi pemain di industri halal global. Fesyen berkelanjutan digelar dengan memperhatikan seluruh rantai pasokan dan siklus garmen, meliputi sumber, teknik/metode produksi hingga etika kerja dan pengelolaan limbah lingkungan.

Sedangkan fesyen etis relevan dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah, yang tidak hanya menekankan pada profit semata, melainkan pencapaian keseimbangan dan kebaikan atau keadilan sosial ekonomi.

Oleh karena itu, fesyen etis dan berkelanjutan adalah bentuk praktek dari implementasi nilai-nilai ekonomi syariah di industri fesyen yang dapat mendukung pengembangan industri halal global.

Demikian disampaikan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam “Sustainable & Ethical Fashion”, sebagai rangkaian kegiatan ISEF 2019 pada hari ini (14/11) di Jakarta.

Destry mengatakan, potensi pasar fesyen muslim masih terbuka lebar, namun kompetisi lokal maupun global juga semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku fesyen nasional harus mampu menangkap perubahan, berkreativitas dan berinovasi, meningkatkan produktivitas serta memperkuat brand sehingga mampu memenangkan pasar lokal maupun global.

Menurut Thomson Reuters, pangsa pasar ekonomi Islam diperkirakan terus tumbuh hingga 3.007 miliar USD pada tahun 2023. Jumlah penduduk muslim dunia yang mencapai 1,8 miliar atau 24% dari populasi global, dan pesatnya populasi generasi muslim milenial juga turut mempengaruhi prospek dan tren fesyen muslim ke depan. Indonesia merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia yang menghabiskan sebesar 20 miliar USD atau sekitar 300 triliun rupiah.

“Karena itu, produk fesyen muslim Indonesia potensial sebagai komoditi untuk mengintegrasikan kerja sama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global. Sejalan dengan target yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. Dengan target untuk memasarkan produk busana muslim Indonesia ke skala global, Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC),” ujar Destry.

Hal senada disampaikan oleh National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma. Menurutnya, industri fesyen muslim Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan yang juga menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain sehingga menjadi potensi dan nilai tambah untuk dipasarkan ke skala global dan menciptakan citra bahwa Indonesia telah bersiap sebagai pusat industri halal global.

“Karena itu, sinergi antara BI, IFC, dan IHLC akan menciptakan kekuatan dan pengaruh cukup besar dalam ekonomi keuangan syariah tingkat nasional maupun internasional dan pada akhirnya dapat mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” ujar Ali. (Ryman)