Jejaring Panca Mandala, Harapan Tegaknya Pancasila di Benua Etam

oleh -
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasia (BPIP), Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., (Foto: Ist)

Samarinda, JENDELANASIONAL.ID – Masyarakat Kalimantan Timur yang tergabung dalam Jejaring Panca Mandala (JPM) mendeklarasikan diri bergotong royong membumikan Pancasila di Benua Etam, Kamis (6/10).

Di hadapan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasia (BPIP), Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., Wakil Gubernur Kaltim, H. Hadi Mulyadi, S.Si., M.Si., Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso, M.M., dan 10 pimpinan daerah lainnya, para JPM berkomitmen menjalankan program konkret untuk masyarakat Kaltim.

JPM yang terdiri dari 5 unsur, Pemerintah, pengusaha, akademisi, organisasi masyarakat, dan media massa ini sebelumnya telah mendapat penguatan pembinaan ideologi Pancasila dari BPIP, mulai 4-5 Oktober 2022 di Kota Samarinda.

Anggota JPM asal Kabupaten Kutai Kartanegara, Akhmad Akbar Haka Saputra mengaku, dirinya merasa lebih mencintai Indonesia setelah mendapat penguatan dari BPIP.

“Kami anak muda terakhir dapat pelajaran Pancasila itu saya pikir tahun ‘98 ya. Udah 25 tahun ke-delay. Jadi seperti ngerefresh lagi ingatan. Akhirnya kita jadi lebih cinta banget akan Indonesia. Selama ini kita ternyata abai,” ungkap anggota JPM dari unsur dunia usaha ini.

Akbar Haka juga mengaku tergerak melakukan tindakan konkret dalam pengamalan Pancasila di tengah masyarakat bersama dengan anggota JPM lainnya.

“Kita harus jadi orang yang menyerahkan tongkat estafet kepada anak-anak muda. Sekarang ini orang-orang hapal Pancasila, tetapi tidak semua orang memahami dan meresapi nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Tugas kita yang ada dalam JPM menjadi jejaring meneruskan tongkat estafet dan saluran informasi bagi teman-teman yang lebih muda atau temen-temen di luar sana,” ungkap Akbar Haka.

Kekuatan gotong royong dipercaya dapat menghasilkan program strategis bagi kebermanfaatan masyarakat di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Hal itu yang menjadi keyakinan 11 JPM baru di Kaltim ini.

“Dengan ini kami sepakat membumikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta mendukung kolaborasi dan sinergi pembinaan ideologi Pancasila di Provinsi Kalimantan Timur,” ucap 55 pengurus JPM se-Kalimantan Timur saat mendeklarasikan diri di Pendopo Kantor Gubernur Kalimantan Timur.

Dengan telah diucapkannya deklarasi, unsur masyarakat se-Kaltim ini resmi dikukuhkan menjadi 11 JPM di Kalimantan Timur. Kesebelas JPM yang baru dikukuhkan tersebut di antaranya, JPM Benua Etam, Provinsi Kalimantan Timur; JPM Tepian, Kota Samarinda; JPM Beriman, Kota Balikpapan; JPM Kota Taman, Kota Bontang; JPM Batiwakkal, Kabupaten Berau; JPM Borneo Untung Benua, Kabupaten Kutai Timur; JPM Benuo Taka, Kabupaten Penajam Paser Utara; JPM Paser Daya Taka, Kabupaten Paser; JPM Rakat Betulungan, Kabupaten Kutai Kartanegara; JPM Sempekat Sempawaat, Kabupaten Kutai Barat; JPM Tana’a Meka’am, Kabupaten Mahakam Ulu.

Setelah dikukuhkan, para JPM akan melakukan aksi konkret, di antaranya, penguatan ideologi Pancasila dan karakter kebangsaan melalui kegiatan sosialisasi kepada keluarga narapidana teroris (Napiter) yang telah direncanakan JPM Benua Etam, Provinsi Kalimantan Timur.

Di samping itu, JPM Rakat Betulungan, Kab. Kutai Kartanegara membuat rencana program  penguatan kapasitas SDM dalam membumikan Pancasila pada karyawan swasta di perusahaan-perusahaan melalui kegiatan pembentukan Kader Pancasila Jaringan JPM. Selain itu, mereka juga akan mengampaknyekan literasi digital Pancasila melalui pembuatan video musik yang berbasis kearifan lokal/musik etnik modern, workshop musik dan lirik pemahaman nilai Pancasila, serta pembuatan video destinasi wisata.

Calon Ibu Kota Negara, Kabupaten Penajam Paser Utara akan menjadi tempat bagi JPM Benuo Taka melaksanakan program pemberdayaan pada bidang pendidikan melalui Pesantren Penggerak Pancasila yang meliputi, penelitian santri penggerak Pancasila, sosialisasi wawasan kebangsaan, pendampingan, dan pelatihan.

Program konkret pembumian Pancasila ini juga telah disusun oleh 8 JPM dari kabupaten/kota lainnya guna memberikan solusi atas isu/masalah pembinaan ideologi Pancasila di daerahnya masing-masing.

Kepala BPIP, Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengungkapkan, bangsa Indonesia harus sadar, bangsa yang besar sebagai karunia yang wajib disyukuri.

“Setiap orang ditantang untuk mengisi waktu dengan berguna. Kita wajib bersyukur, caranya dengan menjaga persatuan,” ungkap Prof. Yudian.

Profesor lulusan Harvard University itu menambahkan, dengan persatuan dan kesatuan, Bangsa Indonesia akan semakin kuat dan maju.

“Kita sudah terjajah setelah jatuhnya Malaka 1511. Tidak pernah terjadi dalam peradaban sejarah manusia manapun, kecuali di Indonesia reformasi tidak berdarah dan menyatukan 57 negara (kesulatanan/kerajaan) menjadi satu. Hanya dalam 59 detik. Dan salah satu mukjizat politik pertama bangsa Indonesia adalah sumpah pemuda. Kalimat pendek yang bisa mengalahkan siapapun,” jelas Prof. Yudian.

Kepala BPIP juga memberi motivasi kepada para JPM untuk bersemangat menjadi teladan Pancasila di tengah-tengah masyarakat.

“Harapan saya jaga baik-baik NKRI. Mari kita sama-sama berusaha mewujudkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ajak Yudian.

Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan Antara Lembaga, Sosialsiasi, Komunikasi, dan Jaringan, Ir. Prakoso, M.M. menuturkan, keberadaan JPM sangat penting agar pembinaan ideologi Pancasila dapat berlangsung dengan sinergi, kolaboratif, efektif, dan gotong royong dalam pembumian ideologi Pancasila di Kaltim.

“Forum ini diharapkan langsung memulai aktifitasnya sesuai yg telah disepakati. Jejaring secara umum mendukung bakesbangpol dalam melaksanakan tugas dan fungsi kesatuan bangsa dan politik. Selanjutnya JPM akan mengaktualisasikan diri sebagai duta-duta Pancasila di daerah masing-masing. Kami berharap pemda dapat melakukan pembinaan sehingga tercipta sinergi di daerah masing-masing,” ujar Prakoso.

Dalam laporannya, Ir. Prakoso juga mengungkapkan, Provinsi Kaltim merupakan yang pertama membentuk JPM di Pulau Kalimantan.

“BPIP telah menginisiasi terbentuknya JPM di 10 provinsi dan akan terus dibentuk di 517 kab/kota. Kaltim adalah provinsi pertama JPM pertama di pulau kalimantan,” tambah Prakoso.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, H. Hadi Mulyadi, S.Si., M.Si. menuturkan, Provinsi Kaltim siap hidup berdampingan dengan siapa saja serta dengan suku dan agama apa saja.

“Kaltim sudah terbiasa hidup berdampingan dan kondusif dari Kerajaan Kutai Kartanegara hingga sekarang tidak pernah terjadi kerusuhan,” ungkap Hadi.

Hadi berpesan kepada para JPM agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan yang sudah ada di Kaltim sebagai harga mati untuk menghalau gerakan-gerakan separatis dan radikal yang bisa saja terjadi.

“Persatuan dan kesatuan harus kita jaga dan amanh itu dititipkan kepada para JPM. Tanpa berlebiban, kami siap membumikan Pancasila di Bumi Kalimantan Timur,” tambah Hadi.

Dalam Deklarasi JPM Se-Kalimantan Timur ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara BPIP dengan Pemprov Kaltim dan 10 kota/kabupaten se-Provinsi Kaltim. (HA)