#JokowiMantu

oleh -

Oleh: Benny Sabdo

Warganet sejak kemarin heboh gara-gara Presiden Joko Widodo (Jokowi) mantu. Tagar #JokowiMantu sempat menjadi trending topic di jagad twitter. Selain itu beberapa stasiun televisi nasional juga menyiarkan resepsi pernikahan secara eksklusif. Sehingga seantero jagad dapat menyaksikan hari bahagia Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution di Graha Saba Buwang, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 8 November 2017.

Banyak warganet yang mengucapkan turut bahagia atas pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. Namun, ada juga yang merespon secara negatif karena dianggap terlalu mewah dan jauh dari kesan sederhana, termasuk komentar senada disampaikan oleh para tokoh oposisi pemerintah di parlemen, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Mereka menilai presiden Jokowi tidak konsisten dan telah melanggar komitmennya sendiri terkait banyaknya tamu yang diundang dan adanya larangan menggelar pesta yang tidak berlebihan.

Sebelum terjadi polemik di media sosial tentang #JokowiMantu. Saya menerima kiriman pesan via WhatsApp dari salah satu tokoh, mantan pimpinan lembaga negara. Pesan tersebut berupa link berita online politik nasional dengan tajuk “Pernikahan Kahiyang, Jokowi Terlihat Hedonis dan Inkonsisten”. Meski hal ini sudah dibantah dengan tegas oleh mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Profesor Yuddi Chrisnandi, yang kini menjabat sebagai Duta Besar untuk Ukraina, Armenia dan Georgia.

Lalu, apa benar pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution memang mewah dan terkesan jor-joran? Sore tadi saya kebetulan ditelpon bapak saya di kampung, yang kurang lebih jaraknya hanya satu jam dari kampung tempat #JokowiMantu. Kebetulan bapak saya hampir setengah hidupnya dihabiskan di lingkungan birokrasi mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten dan DPRD di Ngawi, Jawa Timur.

Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution
Sejumlah Menteri berfoto bersama pengantin Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu

Saya tanya, apakah pernikahan Jokowi mewah? Dia menjawab spontan, “Lumrah kuwi le. Malah terlihat sangat sederhana untuk ukuran presiden, kuwi mantu kelasnya walikota.” Bapak saya memang tidak datang ke Solo, hanya mengamati dari layar kaca Metro Tv yang menyiarkan secara eksklusif sejak pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB. Dan tentu dia juga sudah sangat akrab dengan resepsi-resepsi pernikahan untuk level pejabat kelas kabupaten dan walikota.

Memang benar adanya dalam tradisi Jawa resepsi pernikahan, apalagi untuk ukuran pejabat atau orang yang mampu secara ekonomi biasanya dilakukan di gedung hotel atau di rumahnya, dan bisa berlangsung berhari-hari, empat hingga tujuh hari. Hal ini sudah sangat lumrah dan sebuah kewajaran bagi alam pikir orang Jawa. Selain resepsi, biasanya masih ada hiburan malam pertama ada campur sari, malam kedua ketoprak, malam ketiga dangdut koplo, malam keempat biasanya ditutup dengan wayang kulit semalam suntuk. Bahkan, kalau orang tersebut memang mampu bisa setelah malam keempat, tiga hari berturut-turut menanggap wayang kulit sebagai penutupan resepsi.

Ignasius Jonan dan Istri
Ignasius Jonan dan Istri

Resepsi pernikahan dalam perspektif orang Jawa memiliki makna sebagai rasa syukur untuk berbagi kepada orang lain. Ada semangat kebersamaan, persaudaraan dan gotong royong yang ingin dibangun sebagi sebuah suri teladan. Biasanya tuan rumah mengundang sanak saudara, sahabat, rekan kerja, dan para tetangga satu kampung. Mereka turut bergotong royong, biasanya disebut rewang, siapa pun tamu undangan boleh makan dan tentu saja tuan rumah pasti tidak pernah menolak para tamu undangan yang datang.

Apalagi presiden Jokowi menikahkan anak perempuannya satu-satunya. Pernikahan anak perempuan dalam tradisi Jawa biasanya dilakukan dengan lebih mewah dibandingkan anak laki-laki. Sebab yang disebut mantu itu biasanya dari pihak keluarga perempuan, bukan laki-laki. Jadi resepsi Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, menurut hemat saya masih dalam tahap yang lumrah dan wajar-wajar saja. Tidak ada kesan mewah, kalau pun mau disebut wah mungkin dihadiri para menteri dan pejabat tinggi negara, serta disaksikan oleh para tokoh ulama nasional, ada perwakilan dari Ketua Umum Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah, meski penghulunya hanya kelas naib (kelas kecamatan). Jokowi pun tidak mau minta sekelas menteri atau dirjen atau setidak-tidaknya dari perwakilan departemen agama kota Solo untuk jadi penghulu.

Semalam habis resepsi saya juga menerima pesan WhatsApp dari salah seorang Menteri Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi. Pesan tersebut berupa foto-foto. Ada foto para menteri datang hanya naik becak. Lalu ada foto dengan gaya sederhana, para menteri berpose dengan kedua mempelai Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. Mereka yang laki-laki duduk lesehan, tanpa ada kesan canggung serta risih, sedangkan para menteri perempuan berdiri bersama istri para menteri. Jadi tidak ada kesan mewah, apalagi kesan jor-joran.

Resepsi Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution dilakukan di gedung yang sama dengan Gibran. Gedung tersebut memang milik keluarga presiden Jokowi, sejak jauh ia menjadi walikota Solo, dan terletak tidak jauh dari rumah Jokowi, di kampung halamannya, setahu saya bukan di tengah kota, hanya terletak di kecamatan. Jokowi juga mengundang seluruh warga Solo agar hadir, menjadi saksi pernikahan anaknya. Pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution tidak perlu menjadi komoditas politik. Mari kita bersatu padu membangun negeri ini dengan semangat persaudaraan dan toleransi.

Proficiat kepada Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution semoga bahagia sepanjang hidup, mengarungi biduk rumah tangga, selalu bersama baik suka maupun duka, baik saat miskin maupun kaya, hingga maut memisahkan kalian, sampai menuju kehidupan kekal dan abadi di surga. Berkah Dalem! God bless you…

Penulis adalah Dewan Redaksi Jendela Nasional