Kearifan Lokal dan Kesadaran Kolektif, Bangsa Menjadi Lebih  Kuat

oleh -
acara talkshow serial GNRM yang diselenggarakan Universitas Gunadharma melalui UG TV dengan tema “Gotong royong/kesetiakawanan sosial di masa pandemi”, pada Sabtu 17 September 2022. (Foto: Ist)

Depok, JENDELANASIONAL.ID – Pandemi Covid 19 yang mulai melanda dunia dan Indonesia sejak tahun 2020 membuat banyak sistem di dunia runtuh. Pandemi tidak hanya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, namun juga membuat mereka yang masih tinggal dan melanjutkan hidup harus menghadapi banyak sekali perubahan yang memaksa kita beradaptasi.

Hal inilah yang menjadi latar belakang acara Talkshow serial GNRM  yang diselenggarakan Universitas Gunadharma melalui UG TV dengan tema “Gotong royong/kesetiakawanan sosial di masa pandemi”, pada Sabtu 17 September 2022.

Acara GNRM yang sudah memasuki bagian keempat ini antara lain menghadirkan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS dan Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM  Rektor Universitas Gunadarma sebagai narasumber serta Dr. dr. Matrissya Hermita, M.Si., M.I.Kom (MHE) dan Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM (BHE) sebagai host.

Dalam pembukaannya Rektor Universitas Gunadharma Dr Margianti menyatakan bahwa bangsa dan negara Indonesia yang pada masa pandemi ini telah sukses menghadapi virus Covid 19 dengan jargon “Terjangkit tapi Bangkit” membuktikan bahwa bangsa ini  walaupun sempat  jatuh dan menderita akibat pandemi global  namun mampu kembali bangkit bahkan menjadi  lebih tangguh.

“Kesetiakawanan sosial yang merupakan salah satu nilai luhur bangsa dalam masa pandemi diwujudkan secara nyata dengan adanya gotong royong pada  seluruh lapisan masyarakat ini. Rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial ini hendaknya dapat terus dijaga dan digaungkan di dalam masyarakat agar pada akhirnya seluruh bangsa Indonesia mengerti dan sadar bahwa kesetiakawanan sosial merupakan bukti nyata berkehidupan bangsa dan negara,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers di Jakarta.

Karena itu, katanya, Universitas Gunadarma mensupport penuh upaya penggaungan nilai nilai Pancasila dan mendorong kesetiakawanan sosial di negara ini. Hal ini dibuktikan dengan terus bersinerginya Universitas Gunadharma dengan seluruh lapisan masyarakat dalam tidak saja membangun jaringan perekonomian yang sempat tumbang akibat pandemi, namun juga bergerak nyata membantu melatih para pengusaha kecil dan menengah untuk lebih akrab dengan teknologi hingga mereka tidak saja bisa bersaing secara regional, namun nasional bahkan Global.

Selanjutnya dalam paparannya Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS menyatakan bahwa dalam menghadapi pandemi kita dihadapkan dengan berbagai pilihan khususnya tetap selamat, atau tetap menjaga ekonomi.

Karena itu, perlu disadari bahwa pemerintah sudah berusaha membuat pilihan yang jitu dan mengambil jalan tengah demi kepentingan berbagai pihak. Setiap pilihan tentu ada konsekwensinya dan pemerintah terbukti sudah teruji dalam mengahadapi pandemi seperti saat ini dan perlu diapresiasi bahwa walaupun tidak sempurna.

“Namun pemerintah bersama masyarakat terbukti bisa bahu membahu dalam menghadapi pandemi ini, Covid ini juga mempercepat adaptasi kita terhadap teknologi yang berimbas dengan makin tingginya sikap individual namun bersama dan bermodal kegotongroyongan kita bisa bersama untuk menghadapi bencana Covid 19 ini sehingga keseimbangan hidup bisa tercapai,” ujarnya.

Karena itu, katanya, perlu suntikan dan bantuan berbagai pihak dengan sinergi nyata agar masyarakat bisa saling bantu dan bergerak bersama untuk tidak hanya bisa dengan tangguh menghadapi pandemi, namun justru bisa meningkatkan level dan kualitas berekonomi dengan bantuan tehnologi dan regulasi.

“Pandemi dalam aspek revolusi mental  justru dapat menjadi pemicu kesadaran untuk bergotong royong dan meningkatkan rasa kebersatuan dalam bangsa sehingga apapun yang terjadi janganlah sekali sekali meninggalkan nilai nilai luhur bangsa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia harus terus-menerus mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan khususnya kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial,” katanya.

“Hal yang dilakukan pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi adalah hal yang baik dan tepat walaupun belum sempurna hendaknya kebaikan tersebut dapat selalu dijaga dan ditingkatkan,” ujarnya.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo dalam kesempatan ini menyatakan bahwa Indonesia  mempunyai modal dasar di tengah  ketidaksiapan dunia dalam menghadapi pandemi. “Kearifan lokal dan kesadaran kolektif  akan pentingnya nilai gotong royong membuat bangsa ini menjadi lebih  kuat dan sadar  untuk saling membantu,” ujarnya.

Masyarakat yang dimotori kaum muda bergerak secara masif membangun jejaring menggunakan media sosial, bukan hanya berbagi informasi, namun saling membantu mencari obat, oksigen bahkan berbagi kebutuhan hidup bagi mereka yang sedang menjalani isolasi akibat terpapar virus Covid 19.

“Ini bukti nyata bahwa habitualisasi Pancasila telah terjadi nyata dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi tidak hanya berpancasila dalam retorika saja, namun juga dalam pikiran, berbuat dan tindakan nyata tanpa memandang suku, agama dan ras,” katanya.

Karenanya Pancasila merupakan modal ampuh dalam menghadapi musuh bersama yaitu Covid. Modal ini harus dijadikan refleksi berbangsa dan bernegara bahwa kita bisa menghadapi apapun karena kita melewati masa pandemi ini bersama dan kita sama sama memiliki Pancasila.

Benny lebih lanjut menjelaskan bahwa keputusan pemerintah Indonesia untuk tidak melakukan lockdown membuat  pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif  bertahan di dalam pembatasan akibat pandemi.

Hal ini terjadi kembali karena adanya rasa persatuan, kesetiakawanan sosial dan gotong royong yang mendarah daging di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Karena hal inilah kesadaran untuk saling menunjang, usaha membangun jaringan menggunakan media sosial dengan penerapan tehnologi yang makin canggih membuat ekonomi tidak saja berputar namun mampu berevolusi dan beradaptasi dengan keadaan dunia sekarang ini.

“Digitalisasi  yang dipandang akan makin membuat sikap individual meningkat justru membuat bangsa ini makin bersatu dan bersama berusaha maju di era yang serba terbatas ini,” ujar Benny. ***