Ken Setiawan: Festival Musik Cara Cerdas Isi Ruang Kosong Anak Muda

oleh -
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung menggelar Festival Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang) di Pringsewu, Lampung, Kamis (7/4/2022). (Foto: Ist)

Pringsewu, JENDELANASIONAL.ID — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung menggelar Festival Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang) di Pringsewu, Lampung, Kamis (7/4/2022).

Mengusung tema ‘Damai Kita Harmoni Indonesia’, kegiatan ini juga diselenggarakan di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. FKPT Lampung adalah provinsi keempat setelah FKPT Bali sebelumnya.

Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan aksi musik anak bangsa adalah cara cerdas BNPT dalam mengisi ruang-ruang kosong anak muda dalam berkreasi. Setidaknya ini menyatakan bahwa negara hadir dalam dunia mereka, memfasilitasi dalam berkarya dengan tetap membawa pesan perdamaian dan persatuan.

“BNPT Hadir dalam mengisi ruang kosong anak-anak muda di Pringsewu khususnya dan lampung umumnya dengan cara yang tidak umum yaitu melalui media musik dalam rangka pencegahan radikalisme terorisme di kalangan anak muda,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai BNPT.

Menurutnya, musik adalah salah satu cara pentahelix untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum. Ini adalah sebuah bagian dari syair-syair puja puji kepada bangsanya, memperluas khasanah anak muda bagaimana cara mencintai bangsanya.

“Kegiatan ASIK BANG, atau Aksi Musik Anak Bangsa ini adalah suatu hal yang sangat baik dan wajib dilanjutkan agendanya di masa yang akan datang. Ini adalah cara negara berkomunikasi dengan anak muda lewat musik, mengumandangkan hal-hal baik, puja dan puji kepada bangsanya. Musik ASIK BANG tidak haram, justru ini sebagai konter terorisme lewat musik,” ujarnya.

Ken juga menyampaikan rasa prihatinnya atas maraknya pemberitaan mengenai NII pada saat ini.

“Saya sangat prihatin dengan fenomena NII yang akhir-akhir ini banyak muncul dan sangat massif. Pasalnya mereka selalu menyasar anak-anak muda, baik itu pelajar atau mahasiswa,” kata Ken.

Ia menyarankan para orang tua agar wajib membentengi anak dan generasi muda sehingga tidak terjadi penyimpangan mereka dalam berkegiatan. Ken menegaskan, NII memang belum bicara terror atau membuat bom, namun mereka yang bergabung di NII sudah memiliki dasar untuk membenci aparat, pemerintah dan negara.

“Orang tua sudah selayaknya memantau perkembangan anak-anaknya, dari kepulangan dari sekolah dan kegiatan sampai meminta dana untuk hal yang tidak jelas, ini wajib dipantau. NII selalu mengajarkan semua sebagai taghut dan kafir, bila mereka keluar dari NII mereka akan mudah atau berpotensi direkrut kelompiok JI atau JAD,” tutur Ken.

Wakil bupati Pringsewu, Dr. H. Fauzi saat membuka kegiatan itu mengatakan bahwa pringsewu ini adalah miniatur Indonesia. Pihaknya pun siap menerima pendatang yang masuk untuk membangun Pringsewu. Ia yakin remaja di pringsewu adalah remaja yang membawa persatuan dan kesatuan.

“Saya mengajak seluruh elemen di Pringsewu terutama anak muda untuk dapat tampil sebagai pemersatu bangsa. Itu lebih baik,” ungkapnya.

Ketua FKPT Lampung, M. Firsada menyampaikan kegiatan ini dikemas dalam bentuk lomba. Selain diwajibkan membawakan lagu “Salam Indonesia Harmoni” ciptaan Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar, para peserta juga diberikan kesempatan untuk menampilkan karya lagu mereka tentang perdamaian, harmoni dan nasionalisme.

“Saya berharap kegiatan ini membangkitkan kreativitas generasi milenial untuk berkarya bersama dan melakukan pencegahan terhadap bahaya radikalisme dan terorisme di lampung umumnya di seluruh Indonesia,” tutupnya.

Dalam kegiatan ini ada 12 peserta  yang mengikuti festival musik ini, disaring tiga yang akan mewakili FKPT lampung untuk maju ke babak tingkat nasional untuk berlomba bersama 34 provinsi lainnya. ***