Longsor di OKU Selatan, Mensos Siapkan Santunan untuk Ahli Waris 

oleh -
Longsor di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. (Foto: ist)

SURABAYA-Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban meninggal bencana longsor di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

“Pertama-tama atas nama pemerintah kami menyampaikan dukacita mendalam atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Ogan Komering Ulu Selatan. Kepada keluarga korban semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Semoga para korban meninggal dunia mendapatkan tempat yang tenang di sisi Allah,” kata Khofifah kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerjanya ke Jawa Timur, Sabtu (11/11).

Kementerian Sosial, lanjutnya, telah menyiapkan santunan kepada ahli waris korban meninggal tanah longsor. Masing-masing ahli waris mendapat santunan sebesar Rp15 juta untuk korban meninggal dan maksimal Rp5 juta untuk korban luka-luka.

“Inshaa Allah  hari Senin (13/11) saya akan kesana dan Inshaa Allah Senin mereka akan  menerima santunan,” ujar Mensos seperti dikutip Biro Humas Kemensos.

Seperti diketahui pada Kamis (9/11) telah terjadi dua kejadian longsor di Kecamatan Sungai Are, Kabupaten OKU Selatan. Pertama, di Desa Cukohnau, pada pukul 17.00 WIB. Kedua, di Desa Sadau Jaya,  pada pukul 20.00 WIB.

Longsor pertama di Desa Cukohnau, Kecamatan Sungai Are menimbun satu rumah yang menyebabkan satu orang meninggal atas nama Hatam bin Agusaman (70), satu luka berat (Zulkardi), dan satu orang luka ringan (istri Hatam).

Longsor kedua di Desa Sadau Jaya, Kecamatan Sungai Are, menimbun satu rumah berisi tujuh orang sehingga menewaskan lima orang dan dua orang luka-luka. Korban meninggal adalah Riswandi bin Nawawi (40), Ausmita binti Toyib (35), Angga bin Riswandi (7), Rifki bin Riswandi (4), Alex bin Riswandi (9). Sementara korban luka adalah Iprianto bin Riswandi dan Juwita binti Riswandi.

“Sehingga total korban terdampak akibat bencana longsor ini sebanyak 6 orang meninggal dan 4 luka akibat tertimbun tanah longsor,” tutur Khofifah.

Terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BPBD OKU Selatan bersama TNI, Polri, SAR, Dinas Sosial, Dinas PU, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi korban. Alat berat dikerahkan untuk mencari korban. BPBD Provinsi Sumatera Selatan memberikan bantuan logistik dan mendampingi BPBD OKUS.

“Masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dari bahaya longsor. Peta rawan longsor dan prediksi rawan longsor dapat diunduh di website Badan Geologi. Hendaknya peta tersebut digunakan oleh Pemda dan berbagai pihak untuk terus menerus menyosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya, Sabtu.

Sutopo meminta masyarakat yang tinggal di bawah lereng atau di bawah tebing hendaknya waspada saat hujan deras. Jika perlu mengungsi untuk sementara waktu. “Lakukan pengecekan lereng-lereng apakah sudah ada tanda-tanda potensi longsor seperti ada rekahan, amblesan tanah dan lainnya,” katanya mengingatkan.

Longsor adalah bencana yang banyak menimbulkan korban jiwa. Ada 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi. Seringkali longsornya tidak besar namun menimbulkan korban jiwa karena longsor tersebut langsung menimbun rumah warga. (Very)