Maraknya Ujaran Kebencian Jadi Tanda Rasa Kebangsaan, dan Cinta Tanah Air Makin Tergerus

oleh -
Misa Pontifikal Hari Natal di Gereja Katedral Jakarta, siang ini, Jumat (25/12/2020), berlangsung khidmat, walau pun dengan keterbatasan akibat pandemi Covid-19. (Foto: Youtube)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Misa Pontifikal Hari Natal di Gereja Katedral Jakarta, siang ini, Jumat (25/12/2020), berlangsung khidmat, walau pun dengan keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Uskup Agung Jakarta memimpin Misa Pontifikal bersama Kuria Keuskupan Agung Jakarta.

Pantauan suarasurabaya.net di gereja yang punya nama resmi Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, peserta misa tatap muka mulai berdatangan pukul 10.00 WIB.

Sebelum masuk area gereja, mereka harus menunjukkan bukti pendaftaran secara daring, surat keterangan negatif Covid-19 hasil tes swab tiga hari terakhir, dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh.

Selanjutnya, mereka yang akan mengikuti Ibadah Misa Hari Natal diarahkan petugas jaga untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.

Lalu, sekitar pukul 10.55 WIB, iring-iringan Uskup Agung Jakarta dan Kuria Keuskupan Agung Jakarta, berjalan memasuki Katedral.

Para pemimpin Umat Katolik itu memakai masker dan menjaga jarak fisik satu dengan lainnya, sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona.

Tepat pukul 11.00 WIB, bunyi lonceng menjadi tanda dimulainya Misa Pontifikal.

Dalam ceramah Natal, Uskup Agung Jakarta menyinggung sejumlah fenomena yang terjadi di Indonesia dan berbagai belahan dunia.

Pertama, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo menyebut pandemi Covid-19 sebagai bencana kemanusiaan.

Kemudian, dia menggarisbawahi maraknya ujaran kebencian, kebohongan publik dan keserakahan. Menurutnya, fenomena itu menjadi tanda masih dangkalnya keimanan dan penghayatan masyarakat terhadap ajaran agama.

“Itu juga menjadi tanda yang jelas bahwa rasa kebangsaan, rasa cinta Tanah Air serta watak mulia kita semakin tergerus,” ujar Kardinal.

Atas berbagai persoalan itu, Uskup Agung Jakarta mengimbau Umat Katolik dan seluruh masyarakat meningkatkan rasa cinta tanah air, bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk meringankan beban kehidupan.

Sekitar pukul 12.05 WIB, Misa Pontifikal selesai. Umat Katolik yang mengikuti misa tatap muka keluar dari Katedral Jakarta dengan tertib, dan langsung meninggalkan lokasi.

Sekadar informasi, Natal tahun 2020 mengangkat tema “Dan Mereka Menamakan Dia Imanuel” yang artinya Allah Menyertai Kita.

Katedral Jakarta dan Gereja Katolik di Keuskupan Jakarta melakukan berbagai penyesuaian penyelenggaraan Misa Natal tahun ini, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pihak Katedral Jakarta membatasi maksimal 309 orang yang bisa melaksanakan ibadah tatap muka dalam satu sesi.

Supaya ada jarak fisik, penempatan umat yang hadir dibagi dua titik. Sebanyak 200 orang di dalam gereja, dan 109 orang di Plasa Maria sisi barat gereja.

Setiap orang yang hadir di gereja wajib memakai masker, menjaga jarak fisik dan mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum masuk.

Untuk meminimalisir potensi penyebaran virus penyakit, durasi ibadah juga dibatasi paling lama 60 menit.

Setiap selesai prosesi ibadah, berbagai area Katedral Jakarta akan kembali disemprot cairan disinfektan.

Keuskupan Agung Jakarta mengimbau umatnya menghindari kerumunan, dan segera pulang ke rumah sesudah melaksanakan Ibadah Natal.(Suarasurabaya.net/Ryman)