Menjadi Pemilih Cerdas

oleh -
V. Hargo Mandirahardjo, Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). (Foto: Ist)

Oleh: V. Hargo Mandirahardjo)

Mengapa Aku Harus Memilih

Pemilu menjadi salah satu prasyarat negara Demokrasi. Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap warga negara Indonesia yang sesuai dengan ketentuan hukum memiliki hak yang sama untuk dipilih dan memilih. Hal ini sesuai dengan prinsip pemilu Jujur dan Adil (Jurdil). Jujur berarti semua yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu yaitu : penyelenggara, peserta, pemilih dan pemerintah, menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Sementara adil berarti setiap ketentuan hukum berlaku bagi siapapun.

Pemilu di Indonesia terlebih Pemilu 2019 adalah pemilu serentak, artinya dalam waktu yang bersamaan memilih langsung wakil rakyat (legislatif) dan sekaligus dengan pimpinan pemerintahan (eksekutif). Rakyat memilih langsung legislatif di semua tingkatan dan memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam waktu bersamaan. Rakyat memilih secara langsung Presiden dan Wakil Presiden dengan maksud untuk memperkuat sistem presidensil yang kita anut di negara Indonesia ini.

Tujuan pemilu adalah membentuk Pemerintah, terutama eksekutif dan legislatif untuk mewujudkan kehendak rakyat melalui proses demokrasi. Karena dengan demokrasilah cara yang paling efektif untuk mewujudkan bonum commune (kesejahteraan umum).

Prinsip dalam pelaksanaan Pemilu adalah soal penentuan orang yang akan menentukan bagaimana nasib negara ini, nasib rakyat dan bahkan nasib kita sendiri sebagai pemilih selama lima tahun ke depan. Oleh karenanya pemilu itu soal hajat hidup orang banyak bukan soal remeh temeh yang formalitas saja sebagai pemenuhan syarat negara demokrasi. Pilihan yang salah atau bahkan tidak memilih seakan membiarkan nasib kita ditentukan oleh orang lain.

Mengapa aku harus memilih, karena sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab, yang punyak hak pilih wajib ikut dalam proses Pemilu kali ini, untuk bersama-sama dengan segenap warga bangsa  ikut menentukan nasib pengelolaan bangsa untuk lima tahun kedepan.

Salah satu point penting dalam pemilu adalah Pendidikan Politik. Lebih tepat lagi “Kesadaran Politik” bagi rakyat. Kesadaran politik tidak hanya mengetahui hak-hak dan tanggung jawab kita dalam pemilu, tetapi juga membangun kesadaran kita bahwa betapa pentingnya pemilu ini sebagai sarana demokrasi, penyaluran aspirasi kedaulatan rakyat dan sebagai arena perjuangan kepentingan rakyat.

Itulah pentingnya kesadaran mengapa aku harus memilih, sangat disayangkan apabila kita golput atau tidak memilih pada saat pemilu nanti. Tidak memilih atau golput memang salah satu bentuk pilihan juga, tetapi golput hanya merupakan cara menghindari tanggungjawab kita sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu untuk menentukan nasib pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan  ke depan.

 

Aku Bertanggungjawab Pada Pilihanku

Jadilah pemilih yang cerdas dan bertanggungjawab. Pemilih yang cerdas dan bertanggungjawab adalah pemilih yang menggunakan rasio atau akal sehat, serta menggunakan hati nurani. Rasional dalam menentukan pilihan adalah berdasarkan penilaian yang objektif, tidak dipengaruhi oleh faktor pragmatis seperti politik uang, faktor primordialisme karena hubungan kekerabatan, suku, agama dan lain sebagainya. Menggunakan hati nurani adalah pertimbangan moral terhadap kualitas karakter dan integritas calon, serta kualitas intelektual dan profesionalnya.

Menjadi golput bukan pilihan yang baik dan bertanggungjawab, optimisme sangat perlu, bahwa kedepan akan lebih baik dengan keterlibatan kita “Orang baik tidak memilih sama saja dengan menjadi warga negara yang tidak peduli pada nasib Bangsa dan Negara”. Sebagai warga bangsa kita ikut menentukan nasib pengelolaan bangsa untuk lima tahun kedepan.

Karena pemilu presiden dan wakil presiden dilaksanakan serentak dengan pemilu legislatif, yakni pada hari Rabu tanggal 17 April 2019, maka kita sebagai pemilih mempunyai tanggung jawab moral untuk memilih pasangan calon yang dinilai oleh masing-masing diri kita sebagai pemilih bahwa pasangan calon tersebut yang akan memajukan negara bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera.

Aku bertanggungjawab pada pilihanku, artinya sebagai pemilih kita wajib mengawal bahkan mengingatkan/mengkritisi jika yang kita pilih ternyata kelak mengingkari janjinya  atau tidak amanah,  hanya menguntungkan/mementingkan kepentingan  diri sendiri atau kelompoknya dan tidak berjuang untuk kesejahteraan  rakyat. Maka kita akan mencatatnya dalam tinta merah agar  nantinya tidak perlu lagi memilih calon-calon yang berperilaku  tercela dan mengingkari janji dalam kampanyenya.

Karena itu sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab, yang punya hak pilih wajib ikut dalam proses Pemilu kali ini. Ketidakpedulian, pesimis, apatis dan bahkan ketiadaan harapan terhadap pemilu akibat dari pengalaman-pengalaman pemilu yang lalu, harus segera kita tinggalkan saat ini. Ketidakmampuan mereka yang terpilih waktu lalu untuk melakukan berbagai perubahan yang signifikan jadikanlah sebagai bagian penilaian atau evaluasi dalam  menentukan apakah mereka layak atau tidak untuk  dipilih lagi.

 

Aku Harus Memilih Siapa ?

Pada Pemilu 2019 nanti Aku harus memilih orang yang punya komitmen terhadap  nilai-nilai Kebangsaan (empat konsensus dasar; NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945) dan orang yang punya integritas, punya track record dan moralitas yang baik. Menjunjung tinggi nilai-nilai HAM, menghormati kesetaraan gender, mempunyai komitmen untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Dalam memilih, kita harus lebih cermat melihat dan menilai secara objektif partai politik yang ada sebagai peserta pemilu. Penting sekali untuk mengetahui ideologi,  program-programnya dan juga afiliasi politiknya. Hal ini memang sangat diperlukan kecerdasan pemilih dalam mencermati partai politik yang ada.

Selain itu mencermati calon yang akan dipilih juga termasuk mencermati track recordnya menjadi hal yang wajib diketahui pemilih. Agar pemilih tahu latar belakang para calon baik tentang pendidikan, pekerjaan dan aktivitasnya dalam masyarakat, termasuk   integritas dan moralitasnya serta memiliki komitmen dalam dirinya untuk melayani rakyat bukan sebaliknya minta dilayani.

Maka mulai saat ini, mari kita tingkatkan daya pikir kritis kita, PILIHLAH DENGAN CERDAS!!!, jangan hanya tergiur dengan kampanyenya, kenali dengan baik latar belakangnya, track recordnya dan yang paling utama mereka para calon ini mau dan mampu bekerja dengan keras untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Jika ini bisa terwujud maka Pemilu bukanlah pesta rakyat yang menghambur-hamburkan uang banyak, melainkan sarana demokrasi untuk mewujudkan Kedaulatan Rakyat.

Apa yang dipaparkan dari awal adalah upaya untuk menyadarkan kita, untuk peduli dengan politik teristimewa pemilihan umum. Meyakinkan kita untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu kali ini. Sekali lagi gunakan hak pilih kita, JANGAN GOLPUT!!!.

Suara Kita Menentukan Masa Depan Indonesia

*) Penulis adalah Ketua Presidium Pusat  Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA)