Menteri Muhadjir Undang PENA NTT ke Jakarta

oleh -
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy

DENPASAR-Kecaman sekaligus tuntutan 38 wartawan asal NTT di Bali yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis (PENA) NTT, rupanya sudah sampai di telinga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Muhadjir pun mengundang PENA NTT ke Jakarta, untuk berdialog langsung sekaligus untuk mengklarifikasi pernyataan yang memicu kegaduhan beberapa hari terakhir.

Tak hanya itu, Menteri Muhadjir juga mengundang PENA NTT untuk membahas masalah pendidikan di NTT.

“Bisa gak PENA NTT atau perwakilannya dari Denpasar ketemu saya di Jakarta?” tanya Muhadjir, saat berkomunikasi melalui saluran telepon dengan Sekretaris PENA NTT, Apollonaris Daton, di Denpasar, Jumat (8/12).

Undangan Mendikbud ini, langsung direspon Apollo bersama jurnalis lainnya yang tergabung dalam PENA NTT, yang kebetulan sedang menggelar rapat evaluasi terkait pertemuan dengan tim Kemendikbud yang berakhir deadlock semalam.

Menurut Ketua PENA NTT, Emanuel Dewata Oja, undangan Mendikbud ini penting untuk direspon. Selain untuk menyudahi kegaduhan selama beberapa hari terakhir, pertemuan langsung dengan Mendikbud diharapkan menjadi momentum untuk membahas masalah pendidikan di NTT secara menyeluruh.

“Kita perlu merespon undangan ini secara positif. Kegaduhan soal statemen Pak Menteri, harus diakhiri oleh Pak Menteri sendiri. Namun lebih dari itu, pertemuan dengan Pak Menteri tentu penting dalam rangka membahas masalah pendidikan di NTT,” tandas Emanuel.

Hanya saja, menurut dia, pertemuan dengan Mendikbud tersebut baru dapat dilakukan setelah pertemuan lanjutan dengan tim Kemendikbud, pada Selasa (12/12) mendatang.

“Undangan Pak Menteri itu penting direspon, tetapi jauh lebih penting adalah tuntutan PENA NTT terkait rekaman dan transkrip utuh pernyataan Mendikbud, sebagaimana dijanjikan tim Kemendikbud. Setelah itu clear, baru kita bertemu Mendikbud,” tegas Emanuel.

Hal tak jauh berbeda disampaikan Ambros Boli Berani, salah satu anggota PENA NTT. Menurut dia, pertemuan antara PENA NTT dengan Tim Kemendikbud semalam berakhir deadlock.

Salah satu tuntutan PENA NTT dalam pertemuan tersebut adalah, tim Kemendikbud harus membuka rekaman dan transkrip utuh statemen Mendikbud, yang diklaim tim Kemendikbud berbeda dengan kutipan dalam berita yang ditulis wartawan Jawa Pos pada tanggal 4 Desember 2017.

“Kita akan penuhi undangan Pak Menteri ke Jakarta, setelah dalam rapat lanjutan hari Selasa nanti, tim Kemendikbud membuka rekaman dan transkrip statemen Mendikbud,” pungkas Ambros.