“Natal”, Pulang Dan Beristirahatlah

oleh -
Ferlansius Pangalila, adalah Direktur Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Center. (Foto: Ist)

Oleh: Ferlansius Pangalila*)

NATAL menjadi alasan tepat bagi banyak orang termasuk saya untuk “pulang kampung”, sudah tradisi dan bahkan menjadi ritual tahunan bagi perantau asal tanah Toar Lumimu’t kembali ke tanah kelahiran walaupun hanya sekedar berkumpul dan makan bersama keluarga. Lagu “malam kudus” menjadi pengingat akan kehangatan malam natal di kampung halaman bersama orang-orang yang kita cintai bersama senyuman dan ucapan selamat Natal dari mereka.

Natal juga bermakna sebagai panggilan untuk pulang, kembali berkumpul dan bersitirahat bersama orang-orang yang dicintai. Tidak ada suasana yang paling dirindukan selain suasana kehangatan cinta kasih di hari Natal bersama keluarga. Kedamaian dan cinta kasih terasa begitu nyata ketika lagu-lagu natal mengiringi suasana yang begitu gembira dan menyenangkan. Tawa dan canda serta rangkulan kasih menjadi menu utama disamping kue dan minuman Natal serta  berbagai masakan istimewa natal lainnya.

Pesta Natal sebagai peringatan kelahiran Yesus Kristus, merupakan simbol panggilan Allah kepada Manusia untuk kembali pulang kepada kerahiman Ilahi, kembali pulang ke dalam rahmat cinta kasih Tuhan, kembali kepada Allah Bapa setelah sekian lama dan sekian jauh pergi meninggalkanNya. Dengan demikian kembali pulang dan menikmati suasana Natal, suasana Cinta kasih Allah melalui orang-orang yang mencintai kita tanpa syarat sebagaimana Allah mencintai diri kita masing-masing tanpa syarat juga.

Berkumpul bersama keluarga setelah sekian lama berpisah, tidak hanya sekadar menghilangkan rasa rindu berjumpa, melainkan menjadi kesempatan terbaik untuk bertemu secara fisik dengan orang-orang yang kita cintai. Tidak sedikit di antara mereka menjadi alasan bagi kita untuk pergi jauh dan merantau.

Barangkali demi kebutuhan hidup keluarga kita harus meninggalkan mereka, tetapi Natal menjadi alasan kita untuk pulang bertemu mereka kembali secara langsung. Mereka adalah orang-orang hidup yang setiap saat mendoakan kita untuk berhasil di rantau dan kembali pulang membawa banyak berkat Tuhan.

Temui dan rangkul mereka dengan penuh cinta kasih. Mereka lebih butuh kehadiran dirimu bersama mereka dibandingkan dengan apa yang akan kamu bawa di saat Natal. Tetapi membawa sedikit kue “Donat” bagi mereka juga mungkin dinantikan. Bagi mereka kamu adalah “Santa Klaus” yang paling istimewa di Natal tahun ini.

Bahkan telah menjadi tradisi di hari Natal atau menjelang Tahun Baru untuk mengunjungi kuburan dimana orang-orang yang dicintai telah mendahului kita beristirahat dalam damai Tuhan. Sambil membawa bunga dan membawa kue natal ala kadarnya sebagai “sesajen” bagi jiwa orang terkasih yang telah beristirahat kekal tersebut. Seakan merekapun sedang merayakan Natal dan bergembira bersama kita. Orang-orang yang telah mmeninggal inipun kita percaya telah menjadi pendoa bagi kita yang masih merantau di dunia ini. Oleh karena itu sempatkanlah waktu untuk mengunjungi dan mendoakan mereka.

Natal adalah panggilan untuk pulang, kembali kepada Cinta Kasih Allah, “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Pulang dan Beristirahatlah!!!

Selamat Hari Natal 25 Desember 2018