Ormas Katolik dan FMKI: Optimalkan Ruang-ruang Dialog

oleh -
Organisasi Kemasyarakatan Katolik. (Foto: Ist)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID — Beberapa hari terakhir ini, komitmen kebangsaan kita sedang mengalami ujian. Berbagai bentuk perbedaan pendapat disalurkan dalam aksi-aksi massa jalanan yang berakhir dengan kekerasan.

Menyikapi hal tersebut, pimpinan ormas-ormas Katolik dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) menghimau seluruh elemen masyarakat agar memanfaatkan ruang dialog untuk mencari solusi yang terbaik bagi bangsa dan negara.

“Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar ruang-ruang dialog lebih dioptimalkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam mencari solusi terbaik,” ujar ormas Katolik dan FKMI dalam pernyataannya melalui siaran pers, di Jakarta, Senin (30/9).

Pernyataan Ormas Katolik dan FKMI itu ditandatangani oleh Juventus Yoris Prima Kago, Ketua Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI), Karolin M. Natasa, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Katolik (PP Pemuda Katolik), Hargo Mandiraharjo, Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), Justina Rostiawati, Ketua Presidium Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik RI (DPP WKRI) dan Yulius Setiarto, Sekretaris Nasional Sekretariat Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI).

Ormas Katolik dan FKMI juga mengimbau aparat TNI dan Polri untuk melakukan pendekatan persuasif dan humanis dalam menangani aksi yang terjadi. “Kepada TNI & Polri, melihat beberapa fakta kejadian, kami berharap dan menekankan agar tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam menangani aksi-aksi unjuk rasa yang terjadi,” demikian bunyi pernyataan itu.

Ormas Katolik dan FKMI mengatakan, sebagai negara hukum, sudah selayaknya segala perbedaan pendapat sebaiknya diselesaikan dengan cara-cara yang beradab melalui jalur konstitusional yang telah disepakati dalam sistem demokrasi.

“Mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghindari dan tidak mudah terprovokasi dan percaya pada berita-berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah yang belum tentu kebenarannya serta mewaspadai situasi benturan antar sesama anak bangsa,” demikian pernyataan tersebut. (Ryman)