Ormas Katolik Misa Tahun Baru 2020, Komitmen untuk Bergerak Bersama

oleh -
Ormas Katolik yang terdiri dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Pemuda Katolik (PK), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) menggelar misa syukur awal tahun 2020, di Jakarta, Kamis (16/1). Misa yang mengambil tema “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang” itu dipimpin oleh empat imam yaitu, Romo Siswantoko, Pr, sebagai konselebran utama, selanjutnya Romo Widyarsono, SJ, Romo Haryanto, Pr, dan Romo Haryanto, SJ. (Foto: JN)
Ormas Katolik yang terdiri dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Pemuda Katolik (PK), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) menggelar misa syukur awal tahun 2020, di Jakarta, Kamis (16/1). Misa yang mengambil tema “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang” itu dipimpin oleh empat imam yaitu, Romo Siswantoko, Pr, sebagai konselebran utama, selanjutnya Romo Widyarsono, SJ, Romo Haryanto, Pr, dan Romo Haryanto, SJ. (Foto: JN)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Ormas Katolik yang terdiri dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Pemuda Katolik (PK), Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) menggelar misa syukur awal tahun 2020, di Jakarta, Kamis (16/1). Misa yang mengambil tema “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang” itu dipimpin oleh empat imam yaitu, Romo Siswantoko, Pr, sebagai konselebran utama, selanjutnya Romo Widyarsono, SJ, Romo Haryanto, Pr, dan Romo Haryanto, SJ.

Misa ini menjadi menarik, karena kotbah yang dibawakan dilakukan secara bergilir oleh keempat Romo tersebut.

(Suasana misa, di Aula WKRI, Jakarta Timur. Foto; JN)

Mengawali kotbahnya, Romo Siswantoko mengatakan, misa tersebut sangat istimewa karena baru pertama kali semua Ormas Katolik berkumpul menggelar misa bersama. Karena sangat istimewa, maka tentunya khotbah juga diharapkan istimewa– karena itu dibawakan secara bergilir oleh empat Romo yang memimpin misa tersebut.

Romo Widyarsono yang tampil sebagai pembuka khotbah mengatakan, sebagai pembina ISKA, dia baru saja mengikuti acara Rapimnas ISKA di Caringin, Bogor pada Oktober 2019 lalu. Yang menarik dalam Rapimnas tersebut, katanya, ISKA sangat bersemangat membangun jaringan hingga ke daerah. “Di daerah mayoritas Kristen dan Katolik, ISKA cukup berkembang. Yang khas dari kepemimpinan Ketua Umum, Mas Hargo (Mandirahadjo) adalah ISKA DKI berkembang, tidak hanya ISKA dari Medan dan daerah lainnya,” ujarnya.

(Koor dari Ikatan Keluarga Manggarai Kebun Jeruk (IKMKJ). Foto: JN)

Mengambil bacaan tentang “Kekalahan Israel dalam pertempuran melawan bangsa Filistin”, Romo Widyanto mengatakan, bahwa kita sering kali merasa diri sudah menang jika membawa “Tabut Perjanjian”. Kita, seperti orang Israel, sering kali bangga dengan “Tabut Perjanjian Tuhan”, namun kemudian dipukul mundur oleh orang Filistin. Karena itu, kita juga mesti berusaha menemukan masa depan dengan berjuang. “Juga dalam organisasi seperti ini. Kita mungkin bangga dengan ‘Tabut Perjanjian’ namun lupa berjuang. Karena itu, tantangan kita adalah bagaimana mengisi masa kini dan masa depan Ormas kita,” ujarnya.

Pertanyannya, bagaimana kita mengisi dan membangun masa depan Ormas kita? Mengambil refleksi dari Injil tentang “Yesus yang menyembuhkan seorang kusta”, Romo Widyanto mengatakan, bahwa orang mesti mengandalkan Tuhan dalam kerja-kerja sebuah Ormas. “Kita mesti mengandalkan Tuhan dalam kerja-kerja membangun bangsa dan negara ini,” ujarnya.

(Para pimpinan Ormas Katolik sedang memberi kata sambutan. Foto: JN)

Romo Haryanto, Pr, yang merupakan Romo moderator ISKA DKI mengatakan, kita baru saja memasuki tahun baru 2020. Tahun baru tersebut harus dilalui dengan penuh sukacita, dengan memberikan kabar positif kepada sesama, seperti kabar tentang penyembuhan orang kusta.

Romo Haryanto berharap agar semua Ormas Katolik memberitakan hal positif yang lebih banyak lagi.

“Malam ini kita berkumpul untuk membuat berita positif bahwa tidak ada lagi gontok-gontokan. Kita merayakan bersama bahwa ada berita baik yang lebih penting untuk dikabarkan. Karena itu, tahun 2020 ini kita harus membuat lebih banyak berita yang positif. Kita akan tetap bersukacita, joyfull, dan bersemangat,” ujarnya.

Romo Haryanto, SJ – moderator Ormas Pemuda Katolik – menekankan bahwa kita hidup dalam zaman, yang mabuk dengan simbol-simbol agama. Kita sering kali beranggapan bahwa kita akan menang karena membawa “Tabut Perjanjian” seperti orang Irael itu.

Karena itu, menjelang pemilu, banyak orang Katolik menemui Uskup di daerahnya hanya untuk meminta berkat dan dukungan doa. Mereka beranggapan bahwa menjadi katolik saja – dan bukanya berkerja keras – sudah merupakan obat manjur untuk memenangkan pertarungan.

“Kehadiran kita di sini diharapakan membuat kita ‘tergerak’ untuk melihat lebih jauh ke depan, sehingga tidak hanya terus berantam dengan diri kita sendiri,” ujarnya.

Karena itu, Romo Haryanto berharap agar setiap Ormas Katolik terus hadir dalam lingkup yang lebih luas lagi dengan menggerakkan cabang-cabang, ranting, untuk melangkah bersama ke depan. Pertemuan ini, katanya, menjadi awal yang baik dan penting untuk memulai usaha bersama tersebut.

“Saya mengharapkan semua Ormas Katolik melakukan hal yang sama, tergerak hatinya untuk melangkah. Kita harus berani kerja keras tidak hanya mengandalkan simbol kekatolikan kita. Ini membutuhkan ketergerakkan hati kita,” ujarnya.

Sebagai pamungkas, Romo Siswantoko – moderator WKRI – mengatakan bahwa orang kusta (dalam Injil) adalah mereka yang selalu disingkirkan, dan diasingkan. Namun, orang kusta tersebut selalu mempunyai semangat, api yang menyala-nyala, untuk berseru-seru meminta pertolongan Yesus.

(Ketua DPD ISKA dari Sumut, Hendri Sitompul, sedang menghibur anggota Ormas Katolik. Foto: JN)

“Dia (orang kusta) tetap memiliki optimisme untuk menyelesaikan masalah. Selalu ingin mencari jalan keluar. Kita harus seperti orang kusta, tetap memiliki semangat, semagat di jalan Kristus,” ujarnya.

Misa berlangsung meriah dengan diiringi koor dari Ikatan Keluarga Manggarai Kebun Jeruk (IKMKJ), pimpinan Libertus Jehani. Koor yang beranggotakan sekitar 20-an orang itu mengenakan baju adat Manggarai, Flores, NTT, dengan dirijen Oscara Raja.

 

Komitmen Bergerak Bersama

Setelah misa selesai, dilangsungkan acara resepsi bersama yang dipandu oleh Sekretaris ISKA DPD DKI Jabodebatek, Longginus Hadi.

Selanjutnya para ketua Ormas Katolik diberi kesempatan memberi kata sambutan singkat terkait harapanya ke depan.

(Ketua Presidium Pusat ISKA. Hargo Mandirahardjo bersama Ketua WKRI, Justina Rostiawati. Foto: JN)

Sekretaris Umum FKMI, Maximinus Purnomo mengatakan, dirinya bergembira karena bisa melakukan kegiatan bersama. Karena itu, dia berharap agar Ormas Katolik bisa terus melangkah bersama ke depan. “Pada tahun 2020 kita bersama-sama, bekerja bareng untuk sebuah tujuan bersama yang akan kita capai,” ujarnya.

Sekjen Pemuda Katolik, Christopher Nugroho mewakili pengurus pusat menitipkan pesan dari Ketua Umum PK, Karolin Margret Natasa, yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut. “Terima kasih banyak atas kegiatan yang bagus ini,” ujarnya.

Ketua Presidium DPP WKRI Justina Rostiawati mengatakan, berterima kasih karena atas kerja sama semua Ormas Katolik, acara tersebut bisa terselenggara. “Ke depan kita akan tetap bergandengan tangan. Kalau ada keperluan kami siap mengubah aula ini untuk keperluan kita bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Presidium Pusat ISKA, Hargo Mandiraharjdo mengatakan, acara tersebut merupakan awal dari kegitan bersama selanjutnya. Menurut Hargo, acara tersebut sebenarnya bukan yang pertama kali digelar. Dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 lalu juga digelar kegiatan bersama milenial dalam rangka pendidikan politik untuk seluruh gereja di DKI Jakarta maupun Bogor. “Kegiatan ini membuktikan bahwa Ormas Katolik itu bisa guyub, rukun,” ujar Hargo.

(Anggota koor dari Ikatan Keluarga Manggarai Kebun Jeruk (IKMKJ) bersama dirijen, Oscar Raja. Foto: JN)

Karena itu, Hargo mengatakan, ke depan akan ada kegiatan bersama lagi. Kegiatan bersama itu, menurutnya, untuk menyatukan semua Ormas Katolik dalam membangun komunikasi yang lebih intens lagi.

Selanjutnya, Marsianus Wawo Daso, Presidium Pengembangan Organisasi PP PMKRI Periode 2018-2020 mengatakan, selama Tahun 2019 Ormas-ormas Katolik telah bersinergi baik melalui aksi nyata maupun pernyataan sikap sebagai respons atas persoalan kebangsaan dan sosial kemasyarakatan. Harapannya ini perlu dilanjutkan ke depannya.

“Selain itu, dapat kami sampaikan bahwa pada tanggal 5 – 11 Februari 2020 PMKRI akan melaksanakan Kongres XXXI dan MPA XXX di Kota Ambon. Kami sangat mengharapkan doa dan dukungan sebagai sesama Ormas Katolik demi kesuksesan kegiatan kami,” ujarnya.

Ketua panitia acara Michele dari Pemuda Katolik mengatakan acara tersebut bisa terselenggara karena kerja sama yang baik di antara Ormas Katolik. “Inilah misa pertama yang kami laksanakan. Kami sebenarnya membagi-bagi tugas. WKRI bertugas sebagai tuan rumah, ISKA bertugas menyediakan konsumsi, Liturgi ditanggung oleh FKMI, adik-adik dari PMRI bertugas menerima tamu, dan Pemuda Katolik bertugas untuk melakukan koordinasi. Semoga saja kita terus menjalin komunikasi dan berkolaborasi untuk kebaikan masyarakat dan bangsa kita,” pungkasnya. (Ryman)