P. Otto Gusti: Keberagaman Tak Mendorong Keinsafan Berbudi

oleh -
Salah satu kegiatan mengisi peringatan tersebut yaitu diseleggarakan sebuah simposium di aula STFK Ledalero, pada Jumat (6/9). (Foto: Ist)

Maumere, JENDELANASIONAL.ID – Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero genap berusia 50 tahun. Usia itu merujuk pada masa pengakuan oleh Pemeritah Republik Indonesia. Sesungguhnya umur STFK Ledalero sudah lebih tua dari 50 tahun, karena kegiatan belajar mengajar filsafat dan teologi sudah berlangsung di Mataloko (Flores Barat) sejak tahun 1932.

Salah satu kegiatan mengisi peringatan tersebut yaitu diseleggarakan sebuah simposium di aula STFK Ledalero, pada Jumat (6/9).

Hadir sebagai Keynote Speakers yaitu Prof. Dr. Azyumardi Azra dan Pater Superior General SVD, Pater Paul Budi Kleden.

Ketua STFK Ledalero Pater Otto Gusti SVD mengatakan, terima kasih kepada kedua tokoh tersebut karena mengabulkan permintaan civitas academica STFK Ledalero untuk ikut memberikan warna akademik bagi perayaan mengenang 50 tahun berdirinya lembaga ini.

“Kita semua tahu kedua pembicara kita pada hari ini adalah dua toko yang sangat sibuk. Namun di tengah kesibukan itu mereka meluangkan waktu untuk datang ke Ledalero, bukit tempat sandar matahari, untuk menyadarkan lembaga ini agar tetap memancarkan sinar dalam ziarah 50 tahun ke depan,” ujar Pater Otto Gusti dalam pidato pembukaannya seperti dikutip florespos.id.

Dia mengatakan, semua sudah mengenal Pater Budi, dengan kesibukan barunya yaitu sebagai pimpinan tertinggi SVD sedunia. Juga Prof. Azra sebenarnya bukan orang asing lagi untuk para civitas academica STFK Ledalero. Prof Azra sudah dikenal lewat sejumlah publikasinya baik sebagai buku, jurnal, tulisan di media masa nasional dan diskusi-diskusi publik di televisi.

“Lewat kegiatan simposium ini diharapkan STFK Ledalero ikut berkontribusi dalam mewujudkan peran publik agama dan teologi demi mewujudkan bangsa Indonesia sebagai rumah yang human untuk setiap warganya,” ujar Peter Otto.

Pater Otto mengharapkan semoga disiplin filsafat dan teologi di lembaga ini dapat memberikan kualitas baru guna menyelesaikan persoalan bangsa ini. Persoalan bangsa itu yakni “kekayaan alam tak membawa kemakmuran, kelimpahan penduduk tak memperkuat daya saing, kemajemukan kebangsaan tak memperkuat ketahanan budaya, dan keberagamaan tak mendorong keinsafan berbudi”.

Di akhir sambutannya, Pater Otto mengatakan, mahasiswa yang kuliah di STFK Ledalero sekarang berjumlah 1187 orang dengan perincian 1005 mahasiswa S1 dan 161 orang mahasiswa Program Magister Teologi. S1 terdiri dari Program Studi Filsafat dan Pendidikan Keagamaan Katolik.

Sebagian besar mahasiswa yang kuliah di STFK Ledalero adalah calon imam Katolik. Mereka semua berasal dari 16 biara atau konvik. Selain calon imam dan suster, juga terdapat 120 mahasiswa/i awam yang kuliah di STFK Ledalero.

Dalam sejarahnya yang panjang STFK Ledalero sudah menghasilkan 5800 alumni dengan perincian 19 orang uskup, 1822 imam dan 3978 (68,5%) awam. Dan 500-an lebih di antaranya sedang bekerja sebagai misionaris di mancanegara. (Ryman)