Pakar Sastra Indonesia Harimurti Kridalaksana Wafat

oleh -
Prof. Dr. K.P.H. Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara S.S., M.A. (Foto: Whiteboard Journal)

Jakarta, JENDELANASIONAL.ID – Prof. Dr. K.P.H. Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara S.S., M.A. atau biasa disapa Harimurti Kridalaksana meninggal dunia pada Senin (11/7).

Harimurti yang merupakan pakar sastra Indonesia itu wafat pada pukul 3.49 WIB.

Kabar dukacita ini disampaikan oleh mantan Pengurus Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Paulus Januar melalui WhatsApp pagi ini.

“Telah berpulang ke Rumah Bapa di Surga dengan tenang, Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara (23 Desember 1939 – 11 Juli 2022 (wafat) pada pukul 3.49 WIB, adalah seorang pakar sastra berkebangsaan Indonesia,” ujarnya.

Harimurti yang juga adalah Ketua Pengurus Pusat PMKRI 1962-1963 ini lahir di Ungaran, Semarang, pada Sabtu, 23 Desember 1939.

Berikut adalah biografi singkat sang pemilik zodiak Capricorn ini.

Bahasa Indonesia dan Harimurti Kridalaksana bagai dua sisi dari satu keping mata uang yang sama. Lahir di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah pada 23 Desember 1939, pakar Bahasa Indonesia ini telah berkecimpung, mengabdi dan menyumbang prestasi selama lebih dari 4 dasawarsa dalam kancah pengembangan riset dan pendidikan ilmu kebahasaan.

Menamatkan pendidikan tingkat sarjana di Universitas Indonesia pada 1963, Kridalaksana melanjutkan studi pascasarjana dalam bidang didaktif bahasa di Pittsburgh University pada 1970. Setahun kemudian, pakar linguistik ini menerima penghargaan ilmiah Fulbright Scholar dari universitas yang sama. Pada 1973, Kridalaksana mengikuti program musim untuk bertindak selaku pengajar tamu pada University of Michigan, Amerika Serikat.

Pada 1985, Harimurti Kridalaksana terpilih sebagai penerima salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia akademik internasional, Humboldt Fellow, dan bertugas meneliti serta mengajar pada Johann Wolfgang Goethe University yang berlokasi di Frankfrut am Main, Jerman. Gelar akademik tertinggi tingkat doktoral diselesaikan Kridalaksana selang 2 tahun berikutnya dari Universitas Indonesia.

Kiprah dan prestasi salah satu putra terbaik Indonesia ini memang tidak perlu diragukan lagi. Mengawali karir sebagai penerjemah lepas dan guru Kewarganegaraan, karir akademik Kridalaksana terus menanjak dengan menjadi staf pengajar di berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri. Sempat menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, pakar bahasa ini juga pernah bertindak selaku Ketua Yayasan Atma Jaya dan Rektor Universitas Katolik Atma Jaya periode 1999 – 2003.

Harimurti Kridalaksana aktif terlibat dalam berbagai penelitian kebahasaan serta dalam berbagai organisasi keilmuan baik dalam maupun luar negeri. Namanya pernah tercatat sebagai Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia dan anggota Royal Asiatic Society serta banyak organisasi keilmuan lain. Hingga profil ini diunggah, Harimurti Kridalaksana telah menghasilkan lebih dari 100 makalah ilmiah dan sekitar 30 buku yang telah diterbitkan, termasuk sebagai editor Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) edisi pertama dan kedua.

Pada 2004, Kridalaksana memperoleh gelar kebangsawanan Pangeran Sentana dari Pura Pakualaman Yogyakarta dan sejak itu berhak menyandang nama panjang Kanjeng Pangeran Harya Harimurti Kridalaksana Martanegara.

 

Pendidikan

Sarjana Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1963

Master (didaktik bahasa), Fulbright Scholar, University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, 1972

Summer Short Course, University of Michigan, Amerika Serikat, 1973

Doktor, ilmu Susastra, Universitas Indonesia, 1987

 

Karir

Guru Besar, bidang Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia, Universitas Indonesia

Penghargaan

Fellow Scholar, University of Michigan, Amerika Serikat, 1973

Humboldt Fellow, Universitas Johann Wolfgang Goethe, Frankfurt am Main, Jerman, 1985

Gelar Pangeran Sentana, Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Martanegara, Pura Pakualaman Yogyakarta, 2004. ***